Selasa, 27 November 2012

The Crow Castle - Matsumoto, Chubu Region - Japan.











Setelah sekian hari menelusuri Japan Alpen, tiba saatnya meninggalkan
wilayah pegunungan cantik bersalju itu, turun ke dataran rendah lagi.
Tapi sebelum mencapai Tokyo, kami akan menginap dulu di Matsumoto
yang berada dikaki Japan Alps itu.

Honshu - pulau terbesar dari kepulauan Jepang, bagian tengahnya terbagi
menjadi tiga region, yaitu Kanto di timur, Kansai di selatan dan ditengah
terdapat Chubu region dimana kota Matsumoto berada.
Masing2 region punya keunikan tersendiri, kalau di Kanto terdapat Tokyo,
maka Osaka dan Kyoto di Kansai, sedangkan Chubu adalah daerah yang
banyak terdapat puncak pegunungan tinggi bersalju.

Matsumoto lokasinya tidak lagi ditengah Alpine yang sulit dijangkau,
dan kota kedua terbesar di Nagano prefektur ini "dekat" dengan Tokyo,
sehingga popular bagi turis dari Jepang maupun luar negeri.
Inilah lokasi start yang terbaik sebelum mendaki Japan Alps.

Matsumoto yang terletak antara Japanese Alps dengan Dataran Tinggi
Utsukushigahara (artinya "beautiful plateau") bernuansa metropolitan,
dengan tetap mempertahankan tradisi dan situs2 bersejarahnya.
Jalannya bersih, udara pegunungan segar dan penduduknya terkenal
ramah. Dan disitulah terdapat Fukashi Castle, yang dikenal pula
sebagai Crow Castle karena berwarna hitam dan berbentuk unik sekali.
Benteng ini awalnya didirikan tahun 1504, berkembang dengan tambahan
menara dan bagian2 lain dari istana yaitu Tenshu (Donjon Tower),
Inui-Kotenshu (menara kecil di barat laut), sampai parit sekeliling istana
serta jembatannya.
Diperkirakan istana komplit dibangun pada tahun 1593.

Pada tahun 1872, seiring Meiji Restoration menara sempat di lelang dan
hampir saja dibongkar, untunglah Ichikawa Ryozo dan rakyat Matsumoto
menyelamatkan dengan membelinya.
Belakangan di rekonstruksi dan kini masuk salah satu dari empat National
Treasure of Japan.

Sabtu pagi, 5 April 2008 kami sudah tiba di Fukashi Castle, setelah
menyebrangi jembatan kayu berwarna merah, tibalah di gerbang masuk
Tenshu (Donjon Tower) yang unik sekali.
Dihadapan kami menjulang benteng megah berwarna hitam yang terdiri
dari dua tower yang berdempetan. Pengunjung harus masuk dari tower
yang lebih kecil yang disebut Inui Kotenshu, dari luar terlihat tiga lantai
padahal empat lantai.

Kami harus melepas alas kaki, jadi kami memasukkan sepatu kedalam
kantong yang disediakan, mulailah masuk dan mulai menapaki tangga
kayu yang bukan saja sempit tapi curam sekali.
Tentu lumayan repot mendaki tangga sambil nenteng kantong sepatu itu,
dengan susah payah kami pelan-pelan mendaki.

Semua anthusias memasuki bangunan yang sangat unik arsitekturnya
ini, yang konon tidak ditemui dimanapun di Jepang.
Lorong penghubung menuju menara utama se level dengan lantai Inui -
Kotenshu, tapi kita harus berjalan menurun dulu sekitar satu meter.
Ini untuk membingungkan infiltrator, dan Menara utama yang sebenarnya
terdiri dari enam lantai, dari luar terlihat hanya terdiri dari lima lantai.
Ini karena lantai ketiga tidak mempunyai jendela, rupanya didesain
sebagai ruang rahasia - tempat tinggal penjaga selama perang.

Karena sulitnya menaiki tangga didalam ruangan sempit yang kurang
penerangan itu - sebagian teman batal meneruskan menelusuri
menara utama sampai kepuncaknya setinggi 22 meter itu.
Memang berat naik turun tangga curam bersudut 55 - 61 derajat itu,
tangganya sempit sekali dan memusingkan karena tidak terkoneksi satu
sama lain - konon ini cara pertahanan terhadap penyerang.

Saya terus menaiki tangga dan menemui berbagai ruangan yang
dulunya tempat menyimpan makanan, amunisi/peluru, dan berbagai
senjata.
Castle ini dibangun 50 tahun setelah pedagang Portugis memperkenalkan
senjata api, itulah sebabnya dinding dibuat tebal agar tidak tembus peluru.
Senjata api juga menjadi pertahanan Donjon, maka terdapat 55 lubang
segi empat teppozama pada dinding untuk mengarahkan musket kearah
para penyerang dibawah tower.

Akhirnya setelah dengan hati-hati menaiki tangga itu, sampailah dilantai
enam yang dijaman dulu dipakai untuk pengamatan sekaligus kuil yang
didedikasikan bagi Nijuroku-ya-shin (God of 26 Nights).

Memang bangunan ini untuk benteng pertahanan, tapi disisi barat tower
utama, terdapat Moon Viewing Wing yang terbuka kearah timur utara dan
selatan. Bagian sayap bentengan ini adalah balkon cantik berwarna
merah terang, dirancang bukan untuk pertahanan tapi untuk ber-senang2,
dan ada kamar untuk menikmati pemandangan.

Terbayang dimasa lampau penguasa Castle itu bisa melihat angsa2
berenang di parit yang disebrangi jembatan merah, bunga Sakura yang
mekar cantik dihalaman istana dengan pegunungan beratap salju tampak
dikejauhan, sungguh pemandangan yang menawan hati.



Matsumoto - bersih, cantik
 Komentar 

dinner di Matsumoto
  

Matsumoto
 Komentar 

aneka sushi
 Komentar 

ditata manis sekali
 Komentar 

bersih
  

bingung milihnya
  

yakiniku
  

Fukashi Castle, dua menara
 Komentar 

ditengah/dilindungi parit lebar
  

disebut juga Crow Castle
 Komentar 

yg lbh pendek Inui Kontenshu
 Komentar 

Japan Alps dikejauhan
  

view dari atas jembatan Crow Castle
 1 Komentar 

puncak Japan Alps dikejauhan
  

Resize of P1010635.JPG
  

jembatan
  

Inui Kotenshu dan Donjon Tower berhimpitan
 Komentar 

bentuk yg unik sekali
 1 Komentar 

dasar tower
  

tangga sempit dan curam
  

nyaris tegak lurus
 1 Komentar 

atap menara
 Komentar 

nongol di ruangan dalam Donjon Tower
  

didalam Donjon Tower
  

Resize of Rotation of P1010621.JPG
  

Resize of P1010624.JPG
  

Resize of P1010626.JPG
  

ruangan didalam tower
 1 Komentar 

lubang untuk memanah musuh dibawah
  

jendela kearah parit dan jembatan merah
  

dulu untuk menembak musuh dibawah
  

lantai atas Donjon Tower
  

bisa mengamati datangnya musuh
  

jendela Donjon Tower bagian bawah
  

penjelasan tentang Dewi
  

disisi tower, view kearah jembatan merah
  

jembatan dan salju dikejauhan
  

halaman Fukashi Castle
  

Tidak ada komentar: