Rabu, 28 November 2012

Ramai-ramai jatuh miskin di Spanish Step

Banyak jalan ke Roma - ungkapan yang sering kita dengar,
dan sore hari tanggal 26 Juni 2006 jalan yang saya pilih adalah
dari Jakarta - Singapore - Frankfurt - Rome.

Seperti halnya awal perjalanan-perjalanan sebelumnya, setiap
menunggu didalam boarding lounge bandara SoekarnoHatta
pikiran saya selalu saja tegang.
Soalnya pikiran masih nyangkut pada kesibukan persiapan
segala sesuatu sekian hari sebelum keberangkatan, jadi masih
khawatir kalau-kalau kelupaan ini itu dan lain lain.
Maklum kali ini tour-nya juga cukup lama, yaitu selama dua
minggu akan menelusuri Italy selatan/Sicily dan Greece,
termasuk mengunjungi Santorini - highlight tour ini.

Mendekati saat keberangkatan yang jam 18.50 - pesawat
Lufthansa belum juga nongol.
Benar saja terdengarlah pengumuman bahwa keberangkatan
delay satu jam karena pesawat terlambat datang dari Singapore.
Tentu hal ini menambah kerut di kening saya, sampai terlihat
Jumbo B747-400 yang moncongnya putih cantik itu mendekat.
Asyik juga melihat manuver pesawat gede itu saat merapat ke
Aerobridge.

Ternyata kerut kening saya masih harus muncul lagi, walau
pesawat yang kami naiki itu sudah ber-taxi menuju run-way,
tapi ber-kali2 berhenti entah menunggu apa, ada sekitar
setengah jam diperlukan sampai ke posisi siap lepas landas.

Eh muncul lagi persoalan lain, pria barat di kursi sebelah istri saya
batuk melulu, istri saya jadi stress dan bilang bisa2 ketularan flu nih.
Wah puyeng deh saya, mau pindah duduk kemana - wong semua
kursi udah ada orangnya - apa mau pindah duduk di kursi pramugari ?
Untunglah setelah diperhatikan, batuknya ternyata "batuk genit" saja -
kayaknya dia allergi sesuatu saja, bukan batuk beneran.

Pesawat segede itu ternyata kursinya sempit sekali, dan saat mendarat
di bandara Changi rasanya seperti dibanting, ngantuk kali sopirnya.
Penumpang memang sih boleh turun kedalam terminal airport, tapi
tidak ada waktu untuk cuci mata di pertokoan airport Changi yang
gemerlap karena sisa waktu hanya 20 menit saja.
Tak lama kami memang sudah harus masuk pesawat lagi.
Rupanya mau ngejar waktu - belum semua penumpang menempati
tempat duduk, pesawat yang penuh sesak ini udah gerak lagi,
waduh gawat juga nih Lufthansa !.

Pria barat tukang batuk itu, ternyata seatnya masih yang sama -
jadi masih setia duduk didekat jendela disamping istri saya.
Tapi kali ini dia manis sekali, bukan saja tidak batuk lagi tapi juga
dalam penerbangan belasan jam menuju Frankfurt -
tidak sekalipun dia permisi numpang lewat ke toilet.
Sampai istri saya kasihan dan menawarkan kalau2 dia mau lewat
- tapi dia tidak mau.
Entah kantong kencingnya sa-gede apa tuh, ukuran-nya XXL kali.

Dinner dihidangkan jam 00.30 WIB ( = 19.30 waktu Frankfurt),
dan breakfast jam 8.30 WIB alias 03.30 waktu Frankfurt.
Untung kalau dalam perjalanan, saya punya prinsip makan untuk
hidup (bukan hidup untuk makan ) jadi masuk aja tuh hidangan
walau jam makan-nya udah ngaco nggak keruan.

Tepat jam 5.20 waktu Frankfurt pesawat mendarat, ternyata
harus melalui pemeriksaan imigrasi, dan visa Schengen dicap
disitu walau sebenarnya tujuan kami hari itu adalah Rome.

Penerbangan ke Rome masih dengan Lufthansa, kali ini dengan
Airbus A300-600 yang juga penuh penumpang, dan dikasih
makan lagi !.
Sesampai di Leonardo Da Vici International Airport Rome,
kami naik bus menuju Rome dan langsung ke restoran karena
sudah waktunya makan siang, jadi - makan lageee !!

Rome, kota abadi yang konon didirikan oleh Romulus lebih
dari 2000 tahun yang lalu.
Ada yang bilang kata Roma itu diambil dari nama Romulus itu,
tapi juga ada yang bilang asalnya dari kata Amor !
(kata Roma kalau dibalik kan jadi Amor !).

Basilica St.Peter menjadi tempat pertama yang dikunjungi.
Kalau dulu tahun 1992 saya bisa bisa langsung bablas masuk, kini
mesti antri dulu untuk pemeriksaan security layaknya di airport.
Kami harus menuju ke sisi kiri lapangan dimana ada gate
pemeriksaan, setelah itu menuju toilet dan saya baru mengetahui
kalau disitu ada tangga yang menuju basement basilica.
Saya sempat nyelonong sendirian ke basement, sayang sekali
waktu sempit sehingga tidak berani nyelonong terlalu jauh.
Didalam basilica, karena sudah pernah kesana maka saya mencoba
mencari tempat baru yang dulu tidak sempat saya lihat, antara lain
ruangan kecil dimana ada papan marmer yang bertuliskan nama2
Paus yang ada selama ini.
Salah satu pintu Gereja St Peter ini ternyata sudah di semen rapat,
itulah "pintu surga" yang pada tahun 2000 ditutup, dan baru akan
dibuka tahun 2025 alias 25 tahun lagi !.

Perjalanan berikut seperti umumnya city tour di Rome yaitu
mengunjungi Coloseum, dan kemudian ke Trevi Fountain yang
dipenuhi pengunjung.
Udara panas membuat kami ngiler melihat banyak turis asyik
minum es krim, dan saking asyiknya minum es krim itu saya sampai
lupa lempar coin kedalam air mancur, kan ada kepercayaan barang
siapa lempar coin kearah fountain suatu waktu akan bisa balik lagi.
Ternyata istri saya inget akan itu, cuma memang sengaja dia kali ini
tidak mau lempar coin, nggak mau balik ke Roma lagi katanya.

Perjalanan lanjut ke Spanish Step, tempat eksotis tempat turis
nyantai duduk ditangga batu yang cukup tinggi itu atau disekeliling
perahu batu dengan air mancurnya yang cantik.
Sebagian teman berkeliling sekitar Spanish Step, cuci mata kedalam
toko-toko yang menjual barang bermerek, sedangkan saya memilih
bergabung dengan banyak turis lain duduk didekat perahu batu.

Suasana tentu asyik dan bikin betah walau cuma duduk dipinggiran
kolam saja karena duduknya rame-rame itu.
Dekat saya juga duduk sepasang muda mudi bule yang terlihat asyik
ngobrol. Saya pikir mereka itu teman baru kenal, tau-tau cup-cup-cup -
astaga kita kita rupanya dianggap kaga ada !, haiyaaa - hehehe.

Udara panas sekali mungkin diatas 35 derajat C, es krim yang tadi
dinikmati tentu sudah menguap entah kemana
Karena tenggorokan sudah kering kerontang maka saya mencari
air minum botol yang terlihat banyak dijual pedagang kaki lima disitu.
Astaga !, air botolan yang disini cuman 2 rebu perak, ternyata dijual
2 Euro, alias 12 kali lipat, langsung dompet terasa jadi tipis.
Pantesan banyak turis barat yang mengisi botol airnya dengan air
dari pancuran itu, dan langsung diminum begitu saja.

Tapi biar mendadak "jatuh miskin bareng" di Spanish Step itu,
saya masih engga tega untuk menggerojok leher dengan air pancuran,
mending beli Aqua aja deh daripada mencret !!





Basilica St.Peter - Vatican City
  
pintu menuju basement basilika
  
"pintu surga" tertutup sampai thn 2025
 1 Komentar 
daftar nama Paus
  
Trevi Fountain - lupa lempar coin
 Komentar 
Spanish Step
  
Spanish Step yang romantis
  
air mancur yang diambil untuk minum
  
perahu batu Spanish Step yang cantik
  
gantian ngisi air ke botol
 Komentar 
gleg-gleg asyiik segerrrr !
  

Tidak ada komentar: