Rabu, 28 November 2012

Bali, kami kembali!


Seperti dua tahun lalu, acara kumpul-kumpul rekan kerja istri saya
beserta keluarga direncanakan kembali berlangsung di Bali.
Sempat terfikir koq ke Bali lagi, selain sudah pada sering kesana,
juga engga serem nih datang ke Bali.
Tapi ternyata animo tinggi, malah karena saking banyaknya peserta
yang mencapai 130 orang, rombongan jadi dibagi dalam dua kloter.

Karena saya dan istri masuk kloter pertama, maka sekitar jam 14
kami sudah check-in di Hotel Sahid Kuta, dan berikutnya adalah
acara bebas.
Saya dengan beberapa rekan mengisi waktu dengan berjalan santai
sepanjang pantai Kuta yang terlihat tidak terlalu ramai (foto).
Memang beberapa orang yang kami tanya menyatakan bahwa
turis barat sangat sedikit sejak kejadian Bom Bali II, tapi turis dalam
negeri justru sekarang banyak katanya.

Saya sempat nilpon bung Yos Kebe - Jsers Bali untuk menanyakan
dimana kami bisa cari makanan ringan, diarahkan ke Kuta Square.
Memasuki Kuta Square ingatan langsung balik ke tayangan TV saat
Bom Bali II, dimana tampak orang panik berlarian di jalan yang
ditengahnya ada pohon palem.
Terlihat pertokoan itu sudah hidup lagi, tapi Raja's cafe yang rusak
berat tampak masih dalam tahap perbaikan (foto).
Kami jadi ragu memasuki cafe yang ditunjuki bung Yos, maklum
letaknya hanya beberapa pintu saja dari Raja's cafe itu, he3.

Mendadak teringat kalau di Kuta ini juga ada Warung Made,
maka setelah tanya-tanya dan jalan nelusup-nelusup gang sempit
sampailah kami di resto yang memang bentuknya seperti warung
tapi interiornya ditata keren dan apik sekali (foto).
Tidak banyak tamu disana, tapi ada juga beberapa turis barat,
dan pesanan kami berenam rupanya seragam : Ribs, yang dalam
waktu tidak terlalu lama sudah datang dalam porsi yang bikin
mata istri saya melotot - porsinya gede banget.
Selesai makan, rupanya sudah pada kekenyangan dan malas jalan
kaki, dan terfikir mau naik taxi saja.
Memang banyak bersliweran taxi Blue Bird yang kabarnya ada
sekitar 500 unit disana, cuma sempat ragu apakah si sopir mau
untuk jarak dekat saja itu.
Setelah dapat info bahwa memang di Kuta sopir taxinya mau,
maka kami cari Blue Bird, dan benar saja kami sudah tiba di
hotel saat meteran taxi baru menunjukkan 9000,-

Esok harinya 13 Mei 2006, adalah acara rekreasi, peserta bisa
memilih salah satu dari tiga kegiatan.
Pertama adalah Spa, dikatakan kita bisa memanjakan tubuh
selama dua jam dengan tradisional massage.
Tentu ini bukan pilihan saya, masa sih jauh-jauh datang ke Bali
cuma buat dipijit doang.

Pilihan berikut bisa ikut Rafting di Sungai Ayung yang dikatakan
sebagai salah satu obyek wisata yang paling spektakuler disana.
Rupanya peminat acara ini banyak sekali, sampai 70 orang !
Tapi istri saya sejak awal sudah bilang tidak mau ikut, karena
dia berenangnya gaya batu alias langsung hilang kalau masuk air.

Yah sudah mau apa lagi selain ambil pilihan terakhir yaitu
Water Sport di Tanjung Benoa.
Selain akan mengunjungi Turtle Island, disana kami boleh pilih
naik Banana Boat, atau satu atraksi yang paling anyar yaitu
Fly Fish, katanya sih Fly Fish ini belum ada di tempat lain.
Kalau Banana Boat bentuknya seperti pisang, maka Fly Fish
bentuknya seperti kasur besar dari karet dimana dua orang
bisa tidur terlentang berdampingan.
Seperti Banana Boat, kasur ini juga digeret oleh motor-boat
dengan cara menarik tali yang terhubung ke bagian kepala
kasur itu.
Saking kencangnya lari motor-boatnya maka kasur itu akan
melayang dan terangkat dari permukaan laut dan posisi orang
yang tiduran diatas kasur menjadi setengah berdiri.
Asyik sekali memang, bisa terbang mundur melayang diatas
air sambil setengah berdiri itu.
Tentu ikut kedua kegiatan ini harus siap berbasah ria, begitu
pula kalau mau snorkling.

Karena males ber-basah2 gitu,maka pilihan saya mau tidak
mau adalah parasailing, masa mau bengong saja di pantai.

Setelah mendaftar, saya perhatikan persiapan yang dilakukan
oleh petugas terhadap orang yang mau terbang itu.
Mula2 dipakaikan pelampung, lalu semacam belt dikenakan
dikedua paha dan pinggang, lalu diberikan sarung tangan.
Tangan kanan pakai sarung tangan warna biru, tangan kiri
warna merah, dan di briefing bahwa saat nanti akan mendarat
kalau petugas didarat melambaikan bendera biru berarti
tangan kanan yang ada sarung tangan biru harus menarik
se-kuat2nya tali parasut kanan agar parasut membelok miring
mengarah mendekati pantai/daratan.
Kalau ini tidak dilakukan maka bisa melenceng menjauhi
pantai dan mendaratnya nyebur di laut.

Saat tiba giliran saya yang sudah siap dengan pakaian
tempur itu, dan tali dibadan saya diikatkan ke parasut.
Didepan saya ada tali yang menghubungkan parasut dengan
motor-boat yang standby sekian puluh meter ditengah laut.
Para petugas mulai mengembangkan parasut dan boat mulai
berjalan sambil menarik tali parasut dimana saya terikat.
Saya segera diperintahkan berlari mengikuti tali, dan Ciaaaat -
saya mulai terangkat dan melayang - asyiiik !!
Boat menarik dengan cepat dan saya makin melayang tinggi,
rasanya sekitar dua kali tinggi pohon kelapa.
Tentu pemandangan dari ketinggian kearah bawah indah
sekali, dasar laut terlihat warna warni hijau-biru cantik sekali,
dan bisa melihat kesekeliling tanjung Benoa itu.

Terasa sangat menyenangkan melayang sendirian, sunyi dan
dibawah tampak perahu2 bersliweran, dan ada tiga parasut
serupa yang sedang beterbangan dikejauhan.

Boat yang menarik saya membuat gerakan melingkar sehingga
mendekati pantai lagi, dan kini saatnya mendarat.
Saya makin mendekati pantai dan menurun, tampak dikejauhan
petugas melambaikan bendera biru, maka dengan kedua tangan
saya membetot tali parasut kanan yang membuat parasut
membelok menuju kearah pantai.
Boat makin melambat sehingga parasut juga makin menurun
dan saya makin mendekati pasir pantai, dan saya mendarat
sambil disambut para petugas.

Wah lega bisa mendarat dengan baik, tadinya sempat khawatir
juga takut keseleo.

Baru saja melepas tali-tali, pelampung dan berteduh lagi,
tiba-tiba istri saya bilang : Mau nyoba juga ah !

Haaaah ?? Nggak salah nih ???
Apa iya orang penakut gini bisa mau terbang setinggi itu.

Ternyata dia serius, dan saat gilirannya dengan tenang berdiri
dipasir pantai (foto).
Saat berlari take-off hampir saja terpeleset, tapi saat mendarat
bisa tepat sasaran dan engga jatuh, hebat juga nih - he3.

Kalau hari itu kami makan siang di Bebek Bengil Ubud yang
tahun lalu juga kami kunjungi, maka keesokan harinya sengaja
kami pergi jauh menuju Kintamani untuk makan siang di
Lake View Restoran.
Kami duduk di teras resto yang dibangun ditebing gunung,
dengan view ke arah danau dan gunung Batur yang sungguh
memukau (foto).
Tampak dibawah jalan raya berkelok2, didepan terlihat kilatan
air danau yang luas sekali dan disebelah kiri depan tampak
gunung Batur dengan lerengnya yang kehitaman kena aliran
lava panas hasil letusan sekian tahun yang lalu.

Komplit-lah kegembiraan kami hari itu - ramai ramai makan
siang yang nikmat, ditempat sejuk sambil mengagumi alam
yang begitu indahnya.

Bali memang pantas menjadi tujuan wisata, rasanya komplit -
semua ada disana.
Baik itu alam (sungai-danau-laut maupun gunung) yang indah,
disokong dengan kesenian/budaya yang begitu tinggi dan juga
begitu beragam kerajinan tangan yang bagus untuk souvenir.

O.K. Bali - tahun depan kami datang lagi.

pantai Kuta disebrang hotel Sahid
 1 Komentar 
Kuta Square - ditengah : Raja's cafe
 1 Komentar 
warung Made - Kuta
  
warung Made, yg ditata apik sekali
  
siap tempur
 1 Komentar 
lari dan ciaaaat - naik !
  
melayang tinggi diatas laut
 1 Komentar 
bendera biru - tarik tali kanan parasut
  
hampir mendarat
  
mendarat tepat di pasir pantai
  
pasukan berani mati
 Komentar 
Bebek Bengil
  
view dari resto LakeView ke Gn Batur
  
view dari resto Lake View ke D.Batur
  

Tidak ada komentar: