Rabu, 28 November 2012

Air terjun bersusun tujuh - curug Cilember.

Walau pernah melihat berbagai Air Terjun/Curug, yang beraneka
bentuk dan ukuran, tapi saat membaca ada Curug unik -
bersusun sampai tujuh buah di :
http://www.pbase.com/archiaston/curug_cilember ,
tentu timbul rasa penasaran - ingin bisa kesana melihatnya.

Apalagi setelah mendapat informasi lisan dari bung Indrawan
Chandra, anggota Jalansutra yang pernah mengunjungi curug itu,
maka makin semangat jadinya.
Bung Chandra memberikan ancar-ancar bahwa lokasinya di Cisarua.
Kalau dari arah Cipayung menuju Cibulan, sebelum Wisma TNI AL
ada jalan kecil di sebelah kiri - masuk kesana katanya.
Curug itu betul ada tujuh tingkat katanya, tingkat ke tujuh/terbawah
mudah dijangkau, tapi curug berikutnya harus dicapai dengan jalan
kaki lewat jalan setapak naik bukit sekitar 30 menit -
sekian puluh menit itu ukuran anak muda katanya!

Waduh, kalau untuk ukuran se-umuran saya berapa lama nih ?

Beberapa teman yang saya ajak, malah bilang :
Nggak salah nih!, musim hujan angin gini koq naik gunung!, atau
Itu namanya sih cari penyakit!, dimana mana kan sedang longsor!.
Yah sudah berangkat sendiri saja dah Minggu pagi 18 Maret 2007,
memang liburan panjang gini biasanya macet, tapi karena dalam
3 bulan terakhir saya sempat empat kali ke Puncak, maka jadi
kebal juga - saraf sudah tahan banting.


Minggu pagi itu jam 07 kami sudah sampai di traffic-light Ciawi,
didepan kami hanya 10 kendaraan menunggu lampu hijau,
lalu lintas memang ramai sekali tapi lancar.

Melewati Cipayung dan Mega Mendung, kini terlihat pal kilometer
dipinggir jalan menunjukkan 40 kilometer sebelum Cianjur, mulailah
saya dan istri melototi mencari petunjuk arah Curug Cilember.

Dikanan jalan terlihat merek besar Hotel Lembah Nyiur, dan tidak
jauh dari situ tampak disebelah kiri papan Wisma Loka Wiratama
yang terpasang di mulut jalan kecil, ternyata betul itu jalan masuk
ke Curug Cilember.
Belokan itu persis sebelum Hotel Puncak Raya.

Setelah belok kekiri memasuki jalan itu, kini berkendara harus
hati-hati, selain jalan agak kecil juga banyak pejalan kaki yang
tampaknya juga mengarah ke Curug Cilember yang jaraknya
tiga kilometer dari pertigaan jalan tadi.

Terasa lega sekali sudah menemukan jalan yang benar, dan
pemandangan kiri kanan jalan kini asyik, terlihat suasana desa
dan menyebrangi sungai dangkal berbatu, airnya yang jernih
mengalir deras.
Sawah terasering khas pegunungan tampak subur menghijau,
dan dibeberapa tempat tampak villa-villa yang cantik.

Setelah parkir kendaraan dan mempersiapkan diri , pakai sepatu
kets, ransel berisi air minum dan roti, dan berjalan sedikit menuju
gerbang bertuliskan :
Selamat datang di Wana Wisata Curug Cilember.

Membayar tiket masuk 4500,-/orang dan lewat jalan setapak
sepanjang sungai kecil yang dinaungi pepohonan.
Perjalanan santai dan ringan saja karena tidak terlalu menanjak,
dan sekitar 15 menit sampailah kami di Curug ke Tujuh.
Dari kejauhan sudah terlihat curug yang cantik itu, tinggi dan
lumayan besar karena terbelah dua, dibawah curug tampak
banyak pengunjung sedang menikmati pemandangan indah itu.
Lokasi ini banyak dipakai penganten membuat foto pre-wedding.
Tepat menghadap ke air terjun ada beberapa villa besar2, yang
disewakan untuk umum dengan biaya 800 ribu/malam.

Tampak papan petunjuk bertuliskan :
Jalur menuju Curug 5-4-3-2, Hindarilah Bahaya Banjir Longsor!
Busyet deh!, belum apa sudah di-takut2in longsor segala nih.

Kami mulai menapaki jalan kecil yang beralaskan batu kali,
jalan mendaki belok belok entah mengarah kemana di hutan itu.
Terasa seram juga karena kami hanya berdua, hanya sesekali
berpapasan dengan rombongan anak muda.
Sempat beberapa kali nafas hampir putus karena jalan cukup
menanjak tinggi, dan rasanya tidak habis2nya.
Akhirnya setelah berjalan 30 menit terlihat aliran sungai kecil,
dan tidak jauh tampak air terjun yang ke Lima.

Air terjun yang ke Enam rupanya memang tidak dibuatkan jalan
setapak, tidak boleh didatangi, medannya sulit dan berbahaya.

Diseberang sungai tampak banyak tenda dan anak2 muda,
kalau kesana kami harus menyebrangi sungai itu, yang tampak
cukup mendebarkan karena airnya deras dan licin berbatu.
Untunglah ada seorang anak muda baik hati membantu saya
memegangi istri agar bisa menyebrang dengan aman.

Curug ke Lima itu indah sekali, tinggi dan ber-susun2, gemuruh
menjatuhkan airnya yang jernih mengalir deras diatas bebatuan.
Pemandangan ke sekeliling juga asri sekali, banyak pepohonan
tinggi, sungguh menyegarkan dan kami beristirahat sambil
ngobrol2 dengan mereka yang rupanya berkemah sejak kemarin.

Mereka juga menjelaskan bahwa tidak jauh diatas, ada curug ke
Empat, hanya medannya cukup berat katanya - jalannya selain
menanjak sekali juga banyak batu2 besar.
Kebetulan ada sekelompok pemuda juga mau kesana, maka
kami mulai mendaki lagi, ternyata memang jalannya lebih sulit.
Kami berdua tertinggal karena selain memang umur, juga tentu
tidak terbiasa naik bebatuan yang besar2 itu.
Disatu tempat istri saya sampai harus "dikerek" untuk bisa naik
melewati batu yang lumayan besar dan tinggi.
Sungguh riskan memang, kalau terjatuh sih jidat bisa bocor.

Akhirnya setelah berkutat sekitar lima belas menit, sampailah
juga kami di Curug ke Empat itu, dan mendapatkan tepuk tangan
dari anak2 muda tadi yang rupanya tidak menyangka kami bisa
sampai juga kesitu.

Curug ke Empat tidak terlalu tinggi tapi lumayan besar, terasa
agak seram disitu karena berupa hutan lebat/banyak pepohonan,
juga karena terasa sudah berada jauh dan tinggi diatas gunung.

Saat itu baju saya sudah basah kuyup, bukan oleh air terjun
tapi oleh keringat. Sebenarnya kalau mandi dibawah air terjun
akan segar sekali, tapi tidak ada tempat untuk ganti pakaian.

Puas menikmati pemandangan dan suasana, saya berunding
dengan istri apakah masih mau meneruskan naik lagi ke curug
yang ke Tiga, kemungkinan sudah dekat.
Kalau curug ke Dua sangat jauh, bisa satu jam perjalanan lagi,
sedangkan kalau ke curug ke Satu yang terletak paling atas
tidak diperbolehkan karena sangat berbahaya.

Tapi sayang cuaca kelihatan mulai mendung, dan awal jalan
setapak kesana juga tampak sangguh "mengerikan" -
curam sekali dan berantakan.
Kalau sampai ditimpa hujan, entah bagaimana melewatinya,
pasti licin sekali, maka kami berdua kembali ke curug ke Lima.

Ternyata jalan setapak untuk naik turun ada dua jalur, karena
lembah dimana terletak air terjun ini diapit oleh dinding
pegunungan selatan dan utara.
Jadi selain jalur Selatan yang saya lewati sewaktu naik, ada
pula jalur Utara, maka untuk kembali bawah/ke Curug Tujuh
kami pilih jalur Utara ini.
Untunglah tadi sewaktu naik kami ambil jalur selatan, rupanya
jalur utara ini lebih berat medannya karena menanjak berat dan
jalannya tidak rata kurang terawat.

Persis kami tiba di dekat warung2 yang menjual makanan dan
minuman di kaki bukit, turun hujan lebat !
Wah, sungguh terasa lega dan gembira sudah selamat sampai
kembali dibawah dan telah bisa menyaksikan keunikan alam
yang begitu cantik dan asri.


Wana Wisata Curug Cilember.
Desa Jogjogan - Cisarua.
Cilember Adventure Camp :
Bpk.Idang - Event Organizer & Out-bound Training.
Telpon: 0251-258890
HP: 0818922615.




pertigaan jalan raya cisarua
  

jalan sempit
 Komentar 

banyak pejalan kaki
  

petunjuk ke cilember
  

sungai deras
 1 Komentar 

villa2 asri
  

villa dekat cilember
  

villa dekat cilember
  

lembah dimana terletak curug cilember
  

mendekati kawasan curug
  

tempat parkir curug cilember
  

parkiran motor didepan gerbang
  

gerbang masuk
  

peta lokasi ke tujuh curug
  

jalan memasuki kawasan curug
  

menuju curug ke tujuh
  

didalam kawasan
  

rumah kupu kupu
  

didalam kawasan
  

didalam kawasan
  

jembatan goyang cinta
 1 Komentar 

jembatan goyang
  

jembatan goyang
  

jembatan goyang
  

jalan masuk ke jalur utara
  

kawasan curug
  

camping ground
 Komentar 

camping ground
  

kawasan dekat curug tujuh
  

menuju curug tujuh
  

villa didekat curug tujuh
  

curug ke tujuh
  

curug ke tujuh
  

curug ke tujuh
  

jalan masuk ke jalur selatan
  

start memasuki pendakian jalur selatan
  

jalur selatan
  

jalur pendakian
  

jalur pendakian
  

jalur pendakian
  

jalur pendakian
  

camping ditengah hutan
  

anak2 muda di pendakian
  

curug ke lima
  

menyebrang disini
  

curug ke lima
  

curug ke lima
  

curug ke lima
  

curug ke lima
  

curug ke lima
  

curug ke lima
  

curug ke lima
  

curug ke lima
 Komentar 

curug ke lima
  

curug ke lima
  

curug ke lima
  

curug ke lima
  

menyebrangi curug ke lima
  

curug ke lima
  

curug ke lima
  

duduk menikmati alam dan roti
  

curug ke lima
  

didekat curug lima
  

curug lima
  

OLYMPUS DIGITAL CAMERA
  

mulai mendaki lagi
  

mendaki lagi
  

mendaki lagi
  

jalan sepi
  

jalan makin jelek
  

ada batu besar menghalangi jalan
  

alam segar asri
  

lumayan tinggi
  

hutan cukup lebat
  

lumayan lebat
  

hutan
  

lumayan lebat
  

lumayan lebat
  

lumayan naik
  

lumayan di ketinggian
  

sepi ditengah hutan
  

lumayan berat
  

jalan sepi
  

jalan sulit
  

lebat
  

maju trus apa mundur teratur
  

dimana mana batu
  

disini istri mesti dikerek
  

bisa keseleo
  

sepi
  

naik trus
  

awas kepeleset
  

jalan lumayan
  

kepala diserang tawon
  

curug empat
  

curug empat
 Komentar 

aliran air dari curug empat
  

aliran curug empat
  

aliran dari curug empat
  

aliran air curug empat
 Komentar 

Tidak ada komentar: