Rabu, 28 November 2012

Meyusuri Lorong-lorong Dunia.

Menyusuri Lorong Lorong Dunia.
Kumpulan Catatan Perjalanan.
Sigit Susanto.


Kang Bondet, demikian panggilan akrab dari bung Sigit Susanto,
yang sekitar dua tahun lalu pernah posting cerita di milis Jalansutra.
Ceritanya itu menggelitik sekali karena begitu lugu mengundang tawa.

Rupanya kang Bondet ini pada tahun 1996 untuk pertama kalinya
akan berangkat keluar negeri yaitu ke Swiss, dalam memenuhi
undangan teman akrabnya yang orang Swiss.
Sebelum keberangkatan, kerabat dan tetangganya berdatangan
kerumahnya yang berada ditengah sawah desa Batubulan -
Gianyar Bali.

Ada yang membawakan Jamu Godokan Jawa, rupanya khawatir
Bondet masuk angin dinegeri dingin itu, tapi akhirnya sang jamu
keluar koper lagi karena khawatir daun kering jamu itu nantinya
dikira daun ganja.
Kakaknya malah membawakan sebilah keris, Bondet sempat
bingung - ini keris untuk tolak bala ataukah barang antik ?.
Kacaunya, keris itu ditaruh dalam tasnya yang akan dibawa masuk
kedalam kabin, keruan saja keris bertuah itu di bandara kena cekal
saat pemeriksaan X-Ray.

Saat kecil Bondet sering melihat di TV, Paus Johanes Paulus kalau
mendarat di suatu negeri baru selalu mencium tanah.
Dia berfikir bahwa itu suatu tradisi yang indah, maka dia berjanji
pada dirinya sendiri bahwa nanti dia akan mencium tanah Eropa.
Apa daya, saat mendarat di bandara Zurich, bukan saja temperatur
minus dua derajat, juga penumpang keluarnya lewat aerobridge
yang tidak menyentuh tanah.
Bondet bingung, karena sudah diniatkan dan dia takut kualat kalau
tidak dilaksanakan niatnya itu.
Maka saat berjalan di lorong itu, dia tengok2 dan saat orang lain
sudah jauh, dilaksanakanlah niatnya itu, yaitu mencium tanah yang
tentunya bukan tanah tapi lantai besi.

Ternyata dari rencana semula hanya tiga bulan di Swiss, menjadi
keterusan karena Bondet akhirnya menikah dengan Claudia.
Sepuluh tahun menetap disana, dan dia menjadikan Swiss sebagai
basis dari perjalanannya yang menarik ke 21 negara.
Pasangan ini berhasil mengunjungi tidak saja berbagai tempat menarik
di Eropa, tapi juga sampai ke situs suku Maya di Mexico, sahara dan
oase Tunisia, maupun mengunjungi rumah Hemingway di Kuba.

Kumpulan Catatan Perjalanannya itu akhirnya dikumpulkan dan
menjadi buku setebal 373 halaman berjudul :
Menyusuri Lorong Lorong Dunia, dan sejak minggu lalu telah beredar
di toko2 buku besar seperti Gramedia - Kharisma - Gunung Agung,
maupun toko2 buku kecil.

Bondet menyampaikan bahwa ini usaha sederhananya memotret
lorong-lorong dunia, yang diharapkannya bisa bermanfaat bagi
pembaca, baik yang benar-benar pejalan, maupun bagi mereka
yang melakukan perjalanan pikiran maupun perjalanan imaginasi.
Perjalanan memang tidak selalu kasat mata.
Membaca buku, adalah sebuah ritual perjalanan tanpa membuat
seseorang harus keluar dari kamarnya -
demikian ujar Bondet ( mbeling@gmx.ch ).
Penerbit : Insist Press - Yogyakarta.
www.insist.or.id
e-mail : press@insist.or.id


Rekan2 sekalian ,

Karena ada kemungkinan salah dalam setting postingan
kemarin, maka saya ulang pemberitahuan bahwa sejak
minggu lalu saya telah posting cerita dibawah ini :

Lotus Temple - one of Delhi's most innovative modern structures.
http://smulya.multiply.com/photos/album/83

Blow Horn - Horn Please !
http://smulya.multiply.com/photos/album/82

India Golden Triangle Tour part 1 : Menuju Delhi.
http://smulya.multiply.com/journal/item/79

Zhouzhuang is just like Water Lily in between.
http://smulya.multiply.com/photos/album/79

salam
sindhiarta - tangerang


Lorong2 Dunia
 Komentar 

Tidak ada komentar: