Rabu, 28 November 2012

Puncah, oh Puncak.

Sebenarnya istri saya sudah lama pengen banget bisa ikutan
tiwok (tea-walk) di perkebunan teh Gunung Mas Puncak.
Tapi setiap ada yang ngajak, selalu saja waktunya tidak pas,
terakhir kali beberapa bulan lalu, saat liburan panjang - yang
selalu saya hindari . Lha, weekend biasa saja Puncak suka
macet parah, apalagi holiday.

Akhirnya kesempatan ikut tiwok terbuka pada hari Minggu
3 Desember 2006, ikutan grup jalan kaki pagi Tangerang.
Kami tidak ikut dalam rombongan yang pakai bus karena
setelah tiwok kami akan meneruskan ke Cianjur - ini akibat
ter-provokasi tayangan Wisata Kuliner pak Bondan tentang
Sate Maranggi Cianjur .
Lokasi shootingnya di Jalan Warujajar, jalan dimana nenek
saya almarhum bertempat tinggal.
Selain pengen nyobain sate itu juga bisa sekalian nostalgia
saat-saat masa kecil suka menginap di Cianjur sana itu.

Minggu jam 6 kami berdua berangkat, dijalan tol istri saya
mendadak nyeletuk : koq tumben kamu engga ngebut !.
Padahal speedometer menunjuk angka 120, OK deh di-
jejeg dah tuh pedal gas.
Alhasil sekitar jam 7 sudah sampai di lampu merah Ciawi.
Lalu lintas memang lancar, di lokasi biang macet seperti
Megamendung dan Pasar Cibulan malah super lancar.
Rupanya Puncak hari itu berbaik hati menyambut kami
yang setidaknya sudah tiga tahun tidak lewat sana.

Setelah membayar tiket masuk di gerbang Perkebunan Teh
GunungMas, kami memasuki komplek perkebunan teh itu
dan menemukan bus teman kami yang berangkat lebih pagi
dari kami juga baru saja tiba disitu.
Segera mempersiapkan diri, sekitar jam 8 dengan dipandu
seorang petugas, rombongan sejumlah 48 orang mulailah
berjalan kaki dalam penuh canda tawa.
Setelah melewati perumahan karyawan perkebunan, kini
memasuki kawasan kebun teh, dengan memilih jalur tiwok
yang ukuran menengah : 10 Km.
Jalan mulai menanjak, kami berjalan dengan santai, sayang
jalan yang dilalui beralaskan pecahan batu kali sehingga
pandangan mata harus sering kearah bawah agar tidak salah
injak yang bisa mengakibatkan keseleo.

Disepanjang jalur yang kami lalui, tidak ada satupun gubuk
tempat berteduh, kalau turun hujan memang bisa repot juga.
Sesekali saja kami bertemu dengan penjual minuman atau
rombongan lain, tetapi walau agak sepi tetap terasa aman.

Ternyata walau jalan-nya santai dan menanjak tidak terlalu
berat, tetap saja peserta berguguran.
Ada yang membelot - mengambil jalur tiwok yang Enam Km,
ada pula yang malah naik ojeg balik ke lapangan parkir.

Perjalanan memang menyenangkan, berjalan diudara yang
sejuk dan bersih, pemandangan yang serba hijau asri terasa
menyegarkan mata dan hati.
Akhirnya sekitar jam 10 semua peserta berkumpul kembali
di tenda yang sengaja disewa untuk beristirahat.
Setelah menikmati nasi kuning yang dibawa, sekitar jam 11
saya dan istri minta diri untuk berpisah.
Sebelum berangkat istri sempat beli kesukaannya :
Rujak Bebeg !, kayaknya buah2an seisi Kebun Raya masuk
semua ke lumpang kayu dan ditumbuk jadi satu.
Uenaak sekali kata istri saya, buah2an nya seger banget,
tiga rebu perak saja sudah rame banget.

Perjalanan melewati Puncak sampai ke kota Cipanas juga
sangat lancar, malah saat kami mampir di komplek villa
Cipanas Bersemi, dari sekian banyak villa disitu cuma satu
saja yang ada orangnya.
Sepi sekali terasa tidak nyaman, maka kami tidak jadi
beristirahat disana dan langsung menuju rumah adik sepupu
di jalan Warujajar Cianjur.

Adik saya ini menawarkan mengantar ke Sate Maranggi dan
restoran Sunda Rasa yang ditampilkan diacara Wisata Kuliner.
Dia juga bilang nanti kita ke Sate Maranggi lainnya yang ada
didepan Lapas Cianjur - lebih mahalan tapi lebih besar-besar
tusukannya dan lebih enak katanya.

Juga dia menawarkan melihat mata air ajaib di perumahan
Pesona Cianjur. Bulan lalu ada anak kecil iseng mengorek
tanah dipinggir kali, mendadak muncul mata air yang muncrat
setinggi beberapa meter.
Kejadian ini ditayangkan TV dan konon air-nya juga berkhasiat
dahsyat, penyakit sa-jagat raya bisa sembuh dengan air itu.
Wong anak autis saja langsung sembuh setelah minum air
ajaib itu katanya.
Maka berbondong-bondonglah orang datang dari mana-mana,
sampai ber-bus2 dan merepotkan Satpam perumahan.

Kami membungkus Sate Maranggi Warujajar, dan Sate Maranggi
didepan Lapas juga dibungkus saja, karena sudah sepakat akan
makan siangnya di restoran Sunda Rasa.
Padahal nasi uduk warna kuning dan lotek yang disantap tamu di
Sate Maranggi sebrang Lapas terlihat sangat menggoda selera.

Sunda Rasa lokasinya sekitar 6 kilometer arah ke Sukabumi,
cukup banyak tamu, tapi tidak lama pesanan kami sudah datang.
Sop kakinya memang sedap, pepes2-an nya juga enak2, dan
Goreng Kulit nya juga empuk.

Di perumahan Pesona, mata air itu adanya di perkampungan
penduduk di pinggiran perumahan.
Jadi kami harus masuk perumahan dulu, parkir dan diteruskan
berjalan kaki melalui lorong rumah penduduk yang sekarang
ekonominya jadi berdenyut, banyak yang berjualan macam2
termasuk jeriken untuk mengambil air ajaib itu.
Mata air di dinding tebing sungai sudah diturap dan airnya malah
dialirkan pakai pipa pralon kesebrang sungai untuk memudahkan
pengunjung mengambil airnya.
Lumayan banyak orang saat itu, tempat mengambil air dipisah
antara pria-wanita, karena ada juga yang langsung mengguyur
tubuh dengan air itu.

Tapi sayang istri saya tidak mau waktu saya tawarkan minum
air ajaib itu, padahal siapa tahu bukan saja jadi awet muda tapi
jadi muda lagi, he3.

Akhirnya kami pamit pulang, dan adik saya menganjurkan lewat
Padalarang - tol Cipularang saja, lha koq muter jauh lewat sana ?.
Daripada kena macet di Puncak katanya, orang Cianjur sih
lebih sering pakai jalur itu kalau ke Jakarta.
Ah tadi kan sepi banget, jadi rasanya bakalan lancar, maka
lewat Cipanas lagi saja dah.

Memasuki Cipanas memang lancar, kami sempat beli Pisang
Goreng restoran Sudi Mampir yang mantap sekali, karena
memakai pisang tanduk yang tua, empuk dan manis.
Saya tidak pernah melewatkan membeli kalau ke Cipanas,
Wimar Witoelar juga selalu mampir disitu kalau lewat.

Kami mampir juga di Roti Unyil Okeke, yang varian isinya
sampai 37 macam, termasuk Cappucino, dan isi durennya
duren beneran, bukan essence. Istri saya bilang rasa rotinya
lebih enak daripada yang di Bogor.

Saat tepat jam 16 akan meninggalkan Okeke, HP saja bunyi,
ternyata dari Iwan - teman di dalam bus rombongan.
Dia menawarkan gabung makan di Super Kitchen Serpong -
jam 17 katanya. Wah saya bilang kami masih di Cipanas nih.
OK, kalo gitu ditunggu sekitar jam 17.30 katanya.
OK deh, kalau ngebut rasanya keburu nih, kan jalan lancar.

Saat tiba persis di pertigaan Cibodas, koq mobil didepan
berhenti, kebetulan tidak jauh ada seorang Polisi Lalu Lintas,
saya buka jendela dan nanya :
Pak - koq macet yah ?
Iya, sudah nyambung !
Saya teriak lagi : Nyambung apaan pak ?
Yah ini, ekornya sudah sampai sini !
Astaga-naga !! - rupanya kemacetan sudah mulai dari Ciawi
dan ekornya sudah sampai kesini !!

Benar saja, berhenti total disitu, jadi lah saya parkir gratis
ditengah jalan kira-kira setengah jam.
Semua berhenti menunggu arus dari Ciawi habis dan akan
diberlakukan arus satu arah menuju ke Ciawi itu.
Saya telpon Iwan memberitahu batal join di Super Kitchen,
tentu tidak mungkin terkejar ikut makan bareng itu.

Sekitar jam 16.45 terdengarlah yang ditunggu-tunggu yaitu
sirene petugas penyapu lalu lintas, dan kini semua mobil
bergerak cepat sambil mengambil seluruh lebar badan jalan,
karena kendaraan dari arah berlawanan sudah tidak ada.
Sebenarnya tidak nyaman dan cukup riskan ikut dalam
arus seperti ini, rawan tabrakan beruntun, dan sering pula
dikagetkan oleh ulah pengendara sepeda motor yang mungkin
merasa mempunyai nyawa rangkap, mereka dengan bandelnya
berkendara melawan arus.

Memasuki Puncak jalan masih ramai lancar, tapi turun hujan
dan kabut tebal yang membuat harus lebih hati-hati lagi.

Eh, selepas Riung Gunung, arus tersendat dan berikutnya cuma
bisa pamer (padat merayap) sampai pertigaan Taman Safari.
Akhirnya sekitar jam 18.15 barulah memasuki jalan tol Jagorawi.

Jagorawi mula-mula sih lancar, tapi di Cibubur sudah "pamer" lagi,
minta ampun dah !.
Akhirnya saya tidak tahan lagi, rasanya dipintu tol Taman Mini
bakalannya antrian panjang sekali, maka belok keluar Jagorawi.
dan mengambil tol arah Bintaro.
Kini jalan lancar sekali, sekitar jam 19.30 tiba di Tangerang.

Kalau saja saya ikuti nasihat adik di Cianjur yaitu menuju ke
Padalarang dan masuk tol Cipularang, mungkin jam 18.30 sudah
tiba di Tangerang.

Puncak, oh Puncak, hebat amat daya tarikmu,
koq mau2nya orang tetap saja datang walau disiksa macam gini.


Catatan :

Roti Unyil & Kue OKEKE
Jl.Raya Cipanas No:8.
Telpon (0263)-517515 , Cipanas.
Jl. Raya Padalarang No:263.
Telpon : (022)-6805852. Ciburuy Bandung


Sate Maranggi/Nasi Uduk Kuning/Lotek
Rumahan - sebrang Lapas Cianjur.
Jl. Aria Cikondang - Cianjur.


gerbang masuk GunungMas.JPG
  

lapangan parkir gunung mas.JPG
  

lapangan bola gunungmas.JPG
  

lapangan bola dan parkir gunungmas.JPG
  

perkebunan teh GunungMas.JPG
  

tempat parkir Gunung Mas.JPG
  

awal tiwok melewati perumahan pegawai.JPG
  

awal jalur tiwok
  

perumahan gunungmas.JPG
  

jalan santai menelusuri kebun teh
  

banyak pohon juga .JPG
  

jalan santai naik turun sepanjang kebun
  

kebuh teh yang asri
  

kebun teh dg lembah dan gunung.JPG
  

kebun teh yang permai.JPG
  

ketemu suhu senam
  

kebun teh yang terawat baik
  

nanjak terus mengelilingi lereng gunung
 1 Komentar 

view sepanjang tiwok.JPG
  

kebun teh
  

kebun teh
  

kebun teh
  

kebun teh
  

kebun teh
  

melepas lelah sejenak.JPG
  

view cantik di gn mas.JPG
  

foot print orang kota, sampah bertebaran.JPG
  

tenda sewaan utk istirahat.JPG
  

beli cendera mata.JPG
  

rujak bebeg - tiga rebu perak saja
  

villa Cipanas Bersemi1.JPG
  

sate Maranggi jl.warujajar cianjur.JPG
  

Lapas Cianjur sebrang sate maranggi
  

sate Maranggi sebrang Lapas Cianjur.JPG
  

rest Sunda Rasa 2.JPG
  

Goreng Kulit Sunda Rasa.JPG
 1 Komentar 

lorong kampung air ajaib.JPG
  

sumber air ajaib.JPG
  

pipa menyalurkan air ajaib kesebrang sungai
  

pengunjung menuju lokasi sumber air.JPG
  

ibu2 mengambil air ajaib.JPG
  

pria mengambil air ajaib.JPG
  

mengisikan air ajaib kedalam jeriken.JPG
  

roti Unyil Okeke.JPG
  

rest SudiMampir Cipanas.JPG
 1 Komentar 

jalan raya didepan SudiMampir.JPG
  

pisang goreng SudiMampir Cipanas .JPG
  

kabut di Puncak.JPG
  

Tidak ada komentar: