Selasa, 27 November 2012

The Town that Time Forgot - Takayama.



Jul 1, '08 2:00 PM
untuk semuanya



Perjalanan kami membelah pulau Honshu dari timur kebarat, berawal
dari Osaka yang terletak di pantai timur, menembus pegunungan tinggi
bersalju dari Japan Alps, untuk akhirnya tiba di kota Kanazawa yang
berada ditepi Laut Jepang.
Jumat pagi 4 April 2008 perjalanan dilanjutkan, kini start dari Kanazawa
kembali menyebrangi Japan Alps, untuk nanti akhirnya mencapai Tokyo
yang berada di pantai timur Honshu.

Dipelukan Japan Alps itu terdapat Takayama - sebuah kota tua kecil,
dengan penduduk hanya 60 ribu orang. Lokasinya yang begitu terpencil,
ditambah sepanjang winter terbenam salju tebal, menjadikannya luput
dari gelombang modernisasi yang menyapu Jepang.
Bangunan, budaya dan tradisi masa lampau masih terjaga keasliannya
sehingga saat menelusuri kota tuanya para turis akan merasa seolah
berada pada Jaman Edo (1600-1868).

Perjalanan menuju Takayama menelusuri lereng-lereng pegunungan
tinggi bersalju, tapi asyiknya tidak bikin mabuk karena boleh dikata
jalan bus kami "lurus" saja, tidak banyak ber-belok2 seperti di Puncak.
Ini karena jalan mulus itu kalau tidak melalui jalan layang maka nerobos
tunnel-tunnel yang rasanya tidak habis2nya entah berapa puluh buah.
Maka kami bisa menikmati pemandangan diluar jendela dengan santai,
melihat salju menutupi puncak dan lereng gunung sampai ke tepi jalan,
serta jurang-jurang dan sungai terisi air kehijauan - cantik sekali.

Setiba di Sannomachi, bagian paling antik dari Old Town Takayama,
kami turun dari bus, lalu berjalan kaki menelusuri jalan kecil yang
dipagari deretan rumah kayu tua tanpa halaman.
Kampung kuno itu dipenuhi rumah-rumah tua yang kini menjadi toko-
toko yang menjual barang2 tradisional atau souvenir, ada warung kopi
sampai rumah pembuat sake yang unik ditandai dengan sebuah drum
besar dari kayu cedar tergantung diatas pintu masuk.
Semua merasa senang, bisa masuk dan melihat isi rumah tradisional
Jepang yang selama ini lihatnya di film2 saja.

Sebenarnya dengan membayar 6000 Yen bisa nyantai naik Rickshaw
yang ditarik orang, keliling2 kampung selama 30 menit.
Tapi ternyata tidak ada teman kami yang mau mencobanya, maklum
saja - masa naik beca doang bayarnya sampai 600 ribu rupiah.

Kemudian kami menuju Takayama Matsumi Museum, yang berada
diluar kota Takayama, komplek Cultural Resort of Tradition ini besar
sekali, lapangan parkirnya bisa menampung 60 bus dan 1000 mobil.
Selain restoran besar, disitu ada berbagai museum seperti museum
Tea Ceremony, sampai ruang penyimpanan Yatai /Kendaraan Hias
yang menakjubkan karena dibuat dengan melubangi sebuah bukit.
Konon sengaja Yatai disimpan disitu agar awet, karena temperatur
didalam gua relatif stabil ketimbang diluar yang bisa dingin sekali.

Setelah makan siang, kami diajak melewati semacam tunnel yang
pendek saja, mengarah ke perut bukit dan sampailah kami diruang
bawah tanah yang luas dengan atapnya yang tinggi.
Disitulah disimpan berbagai kendaraan hias aneka bentuk yang
menakjubkan, dengan tinggi sekitar 10 meter, penuh ukiran warna
warni yang cantik sekali. Kendaraan beroda itu dibawa berkeliling
kota saat festival spring dan autumn, saat itu jumlah penduduk kota
bisa mendadak menjadi empat kali lipat.
Didalam ruang besar itu, juga terdapat berbagai benda unik, mulai
dari boneka2 kayu yang bisa di-gerak2an dengan menarik tali,
tambur ber-diameter 2,67 meter yang disebut The World Largest
Japanese Drum, sampai The Biggest Portable Shrine of Japan yang
cantik sekali berwarna keemasan.

Sore hari kami meninggalkan Takayama, saat didalam bus menuju
kota Matsumoto, Elly - local guide kami yang selalu ceria dan lucu,
cerita bahwa dua minggu lagi koridor es Tateyama akan dibuka.
Saat itu pengunjung akan bisa melewati jalan yang kiri kanannya
ada dinding salju setinggi 20 meter yang begitu spektakuler.
Sayang sekali kami tidak berkesempatan melihatnya, karena
waktunya tidak pas, kami datang ke Jepang ini tujuannya melihat
Sakura berbunga - yang sudah rontok di akhir April.

Mendadak terlihat dari dalam bus - ada monyet berjalan di salju,
Elly cerita lagi bahwa monyet disini unik, tahan dingin dan tidak
tidur (hibernasi) disaat winter.
Malah suka ikutan mandi di Onsen pria (kolam air panas alami -
kalau mandi disitu harus bugil) yang banyak terdapat disitu.

Cuma monyetnya jadi pada heran kata Elly lagi, karena teman-
teman mandinya itu koq ekornya salah posisi - ada didepan !.


Takayama persis ditengah pulau Honshu
  

jalan menelusuri Japan Alps yang bersalju
  

jalan layang dimana mana
  

jalan layang sepanjang Japan Alps
  

dimana mana terowongan dan jalan layang
 1 Komentar 

pemandangan yang cantik
  

terowongan dimana mana
  

es dimana mana
  

10 derajat C
  

toll gate
  

salju sampai ke tepian jalan
  

jalan tol
  

istirahat dan main salju sejenak
  

salju masih tebal
  

main salju
  

salju di Japan Alps masih tebal di awal April
  

peta wisata
  

salju di Japan Alps
  

sungai ditepi Old Town Takayama
  

jalan di dekat Old Town Takayama
  

pangkalan Rickshaw
  

pohon tua di Old Town
  

rumah tua jaman Edo
  

menuju Old Town
  

ramai2 jalan di Old Town
  

jalan sempit tidak boleh dilalui mobil
  

rumah pembuat sake dg drum tergantung
  

kampung kuno Takayama
 Komentar 

rumah tua antik sekali
  

rumah tua antik dijadikan toko
  

etalase toko dideoan rumah kuno
  

aneka botol sake yang bagus2
  

rickshaw menelusuri old town
  

cukup 600 ribu rupiah saja
  

An-Li bengong
  

An-Li, putri dari local guide
  

jalan besar didekat Old Town
  

makan siang di Takayama
  

menu sehat
 Komentar 

replika Yatai
  

replika tambur besar
  

boneka bisa gerak kalau tali di-tarik2
  

boneka besar bisa me-nari2
  

boneka menari
  

boneka sedang me-nari2
  

largest drum
  

The World Largest Japanese Drum
  

drum yang diarak saat festival
  

aneka ragam Yatai - kendaraan hias
  

Yatai yang warna warni indah sekali
  

kereta hias setahun dua kali diarak keliling kota
  

Yatai yang cantik sekali
 1 Komentar 

diarak saat festival: spring dan autumn
  

Yatai didalam gua
  

penuh ukiran warna warni
  

Yatai didalam gua
  

ukiran2 Yatai yang cantik sekali
  

disimpan didalam gua
  

ukiran kepala Naga indah sekali
  

The Biggest Portable Shrine of Japan
  

sungai di Japan Alps
  

air sungai hijau sekali
  

jurang dg sungai yang airnya hijau cantik
  

Elly-local guide yang selalu ceria & lucu
  

Tateyama, koridor es setinggi 20 mtr
  

Tateyama yg spektaluler

Tidak ada komentar: