Rabu, 28 November 2012

Pulau Lengkuas dan Burung : hidden paradise di Belitung.

Saat tiba di Bandara Soekarno-Hatta terminal 1 B,
Jumat 18 Mei 2007, kami terkejut melihat antrian panjang
calon penumpang yang akan memasuki bangunan bandara,
terutama alur yang bawa koper besar. Untunglah karena kami
bawa handbag saja, dibolehkan lewat jalur lain yang lebih sepi.
Untungnya lagi proses check-in lancar, dan pesawat B737-200
Sriwijaya Air yang penuh penumpang juga on time, jam 6.45
sudah gerak menuju posisi take-off.
Pesawat ini kayaknya sudah lumayan uzur, senderan kursinya
ada yang melorot ke-belakang, tray/tutup closet/tombol pintu
toilet sudah pada butut dan pengumuman yang disampaikan
oleh pramugari sepoi-sepoi saja alias nyaris tak terdengar.

Penerbangan menuju ke Belitung ini singkat saja, jadi teringat
perjalanan kami ke Bangka beberapa tahun lalu, waktu itu
mama mertua nyeletuk saat mendarat :
Cepet amat sampe, pantat belon panas udah bangun lagi!

Memang dulu kami pernah ke Bangka, semula mau sekalian
dengan ke Belitung, tapi Jetfoil antar pulaunya sedang rusak/
naik dok. Karena tidak ada penerbangan antar kedua pulau
yang sangat berdekatan itu, maka terpaksa tour kali itu
hanya keliling-keliling di pulau Bangka saja.

Tentunya males kalau pergi lagi hanya untuk ke Belitung saja,
tapi karena kena provokasi Robiyati, anggota Jalansutra yang
tukang kukurilingan ini bercerita tentang indahnya pulau-
pulau lepas pantai Belitung yang seakan Hidden Paradise itu
maka jadi juga-lah kami bersepuluh berangkat untuk wisata
dua malam.

Pesawat landing dilandasan yang terasa gerudugan tidak rata,
dan sekian lama meluncur koq pesawat masih kenceng aja.
Istri saya terlihat mulai cemas- koq nggak di-rem2 sih katanya.
Akhirnya semua lega setelah pak pilot nge-rem habis2an,
jangan2 pak pilot-nya keasyikan ngobrol lupa nginjek rem.

Perjalanan dari airport hanya 25 menit sudah tiba didalam kota
Tanjung Pandan, dan langsung kami diajak makan Mie Achoi.
Ke kian dan baso ikan-nya memang dahsyat, alhasil kami
ramai2 pesan baso ikan yang garing kriuk2 itu sampai 600 butir
untuk oleh2 dibawa pulang lusa-nya.

Kemudian kami mempersiapkan diri untuk highlight tour ini,
yaitu menuju hidden paradise di Belitung :
Pulau Lengkuas dan Pulau Burung.

Kami mampir dulu di Restoran Pribumi, selain mengambil
lunch-box juga untuk tukar baju dan sandal.
Pak Hardianto, pimpinan HSL Tour yang mengantar kami
memberikan briefing, bahwa kita akan naik perahu nelayan
ber-mesin tanpa atap.
Walau main dilaut tapi aman imbuhnya, sudah disediakan
pelampung surang satu dan juga tali belasan meter -
ini untuk jaga-jaga saja katanya pula -seandainya terpaksa
turun ke air maka akan bisa berpegangan tali itu agar tidak
tercerai berai - bujugbuneng ! - denger kesiapan yang
spektakuler ini malah hati jadi dag dig dug.

Kota Tanjung Pandan terletak dipantai barat dan agak di-
utara pulau Belitung yang berukuran sekitar 80 X 80 Km.
Perjalanan menuju pantai Tanjung Kelayang tempat perahu
menunggu mengarah keutara melewati jalan yang mulus,
jarak 27 km itu ditempuh dalam waktu setengah jam saja.

Turun dari mobil Toyota Innova, tampak sebuah perahu
nelayan dari kayu dengan lebar 1,5 meter, panjang 7 meter
berada sekitar 5 meter dari bibir pantai, air laut sedang surut.
Berarti kami harus jalan diair dulu barulah bisa naik, tampak
sudah disiapkan tangga kayu untuk naik ke geladak terbuka.
Melihat perahu yang begitu sederhana dan akan dimuati
sekian banyak orang maka seorang teman langsung
mengundurkan diri, biar dibujuk-bujuk dia tetap memilih
menunggu dipantai, waduh gimana nih?.

Karena sudah kepalang maka sepakat teruskan saja,
hati-hati berjalan memasuki air dan naik ke geladak,
duduk bersisian dan ibu-ibu nya buka payung karena
matahari lumayan terik.
Perahu didorong ketengah lalu mesin diesel perahu
dihidupkan yang mendorong perahu berjalan dengan
kecepatan seperti orang bersepeda santai.
Suara mesin bunyinya ritmik ding-ding-ding-ding-ding
terdengar unik dan lucu.

Baru beberapa menit saja - perjalanan yang semula
dikira akan menegangkan ternyata malah sebaliknya.
Tiupan angin semilir terasa sejuk mengalahkan terik
matahari - payung mulai ditutup, dan makin ketengah
kami makin diasyik-kan oleh pemandangan yang
memukau - air laut tampak cantik sekali warna bergradasi
hijau - biru dan hitam kalau ada pulau karang bawah laut.
Perahu sesekali berjalan melewati pulau karang kecil
dan bebatuan granit besar kecil yang menyembul dari
permukaan air - cantik sekali.

Pulau Lengkuas yang kami tuju mudah dikenal karena
tampak ada mercu suar yang dibuat tahun 1882.
Hebatnya, mercu suar kuno berwarna putih yang terbuat
dari besi itu, ternyata masih berfungsi baik - mengamankan
lalu lintas kapal yang menuju ke pelabuhanTanjung Pandan
atau akan memasuki Selat Gaspar yang memisahkan
pulau Bangka - Belitung.

Tak terasa sudah 45 menit dan kini perahu mulai mendekat
ke pantai pulau Lengkuas.
Dengan hati-hati perahu memasuki alur yang agak dalam
diantara dasar laut ber-karang.
Karena dasar laut dangkal, maka kami harus turun walau
perahu masih agak ditengah, lalu jalan di air setinggi paha -
air laut jernih sekali, bergradasi hijau muda sampai biru tua.
Setelah agak bersusah payah berjalan diatas dasar pasir
yang tidak rata, sampailah di pantai yang berpasir putih,
didepan kami menjulang gagah mercu suar setinggi 60 meter.

Kami disambut penjaga mercu suar yang ramah, dan rasa
lelah akibat udara panas segera terobati dengan minum
air kelapa muda yang dipetik bapak penjaga itu.
Sebagian teman memilih bersantai menikmati pemandangan
pantai, sebagian menuju mercu suar untuk coba mendaki
sampai ke puncak-nya.

Saat memasuki pintu dasar menara, sempat terbersit rasa
seram juga karena didalam terlihat ada kerangkeng besi,
rupanya dulu mercu suar itu berfungsi sebagai penjara pula.
Tangga menuju keatas terbuat dari besi yang disana sini
mulai berkarat, dan menaiki menara setinggi 19 lantai itu
tentu lumayan melelahkan, tapi rasa penasaran membuat
kami pantang menyerah.
Dan betul saja saat tiba diatas, kami disuguhi pemandangan
yang sungguh menakjubkan.
Nun jauh dibawah tampak dasar laut yang warna air lautnya
bergradasi cantik sekali dari hijau ke biru sampai hitam,
dengan disana sini tampak bebatuan granit besar kecil
menyembul dari dasar laut - sungguh luar biasa cantiknya.
Kalau memandang ke arah pulau Belitung, tampak pulau
yang hijau dengan awan gelap mengambang diatasnya.

Setelah puas menikmati pemandangan, kami minta diri
dan kembali ke perahu, untuk menuju pulau Burung yang
memerlukan waktu sekitar 30 menit untuk mencapainya.
Pulau ini tidak berpenghuni, ada sebuah villa dari kayu
yang sudah tidak dihuni, konon pemilik pulau itu sudah
lama tidak menempati villa itu lagi.
Pulau ini dipantainya terdapat berbagai bebatuan granit
yang besar2, ada yang berbentuk mirip burung, ada yang
berbentuk seperti jari tangan, ada yang unik sekali karena
sebuah batu besar bisa bertengger diatas batu kecil.
Kami kemudian menerobos pulau yang lumayan rimbun
penuh pohon kelapa dari satu sisi pantai ke sisi lain, dan
juga menerobos dibawah celah batu yang sempit karena
jalan tepi pantai itu tertutup bebatuan sampai ketengah.

Disatu tempat saking asyiknya memotret pantai dengan
bebatuan yang begitu unik dan cantik itu, saya tertinggal
teman2, dan mendadak saya menyadari betapa sunyinya
disitu seakan ditengah malam buta - tidak ada setitik
suarapun terdengar - deburan ombak pun tidak
Padahal itu disiang hari dan didepan mata saya terbentang
pemandangan yang begitu memukau : pantai pasir putih
bersih dengan batu burung yang cantik itu dilatar belakangi
air laut yang menghijau dan langit dengan berawan berarak-
terasa sungguh begitu tenang dan damai.
Entah dimana lagi saya bisa menemukan tempat/suasana
yang begitu menenteramkan hati.

Setelah membuka lunch box dengan minum air kelapa
muda yang dipetik tukang perahu, kami segera berkemas
dan kembali ke pantai pulau Belitung karena langit diatas
pulau Belitung tampak makin mendung dengan petir
berkilatan tanda hujan lebat.

Saat jam 15 tiba kembali dipantai Belitung, barulah HP bisa
aktif lagi dan saat melihat SMS, ada berita dari Robiyati
bahwa siang itu dipantai selatan pulau Jawa ada fenomena
alam yang aneh yaitu gelombang pasang yang besar sekali.

Astaga, untung saja baru tahu-nya sekarang, kalau saja
baca SMS nya sewaktu masih ditengah laut bisa jantungan.



airport Tanjung Pandan Belitung
  

mie Achoi
  

mie Achoi
 1 Komentar 

pantai Tanjung Kelayang
  

menuju perahu
  

terpaksa masuk ke air
  

naik perahu menuju p.Lengkuas
  

keren-naik perahu pakai payung
  

naik perahu nelayan menuju p.Lengkuas
  

air laut yg cantik sekali
  

sejoli dianjungan Titanic
  

menuju pulau Lengkuas
  

batu granit menyembul tinggi dari laut
  

bebatuan granit menyembul
  

bebatuan sepanjang pantai Belitung
  

pantai cantik sekali
  

pantai pulau Belitung
  

air yg jernih sekali
  

warna air laut yang cantik
 Komentar 

laut yang cantik
  

air jernih
  

gumuk pasir menambah cantik
 1 Komentar 

bebatuan cantik lepas pantai Belitung
  

batu2 granit dilepas pantai Belitung
  

batu granit menyembul di laut
  

bebatuan granit ditengah laut
  

pulau Lengkuas
 1 Komentar 

pulau Lengkuas
  

pulau Lengkuas
  

pulau Lengkuas
  

perahu tidak bisa menepi krn dangkal
  

mendarat di pulau Lengkuas
  

mercu suar dari besi
  

p lengkuas
  

pulau dekat p Lengkuas
  

pulau kecil didekat p.Lengkuas
  

dekat p Lengkuas
  

air surut
  

anak nelayan
  

air surut
  

dipantai p Lengkuas
  

gradasi warna yang sungguh cantik
  

pantai p Lengkuas
  

pantai pulau lengkuas
  

pantai p Lengkuas
  

nyantai di pulau Lengkuas
  

masa kecil kurang bahagia
  

pintu masuk mercu suar
  

lantai dasar mercu suar
  

penjara didalam mercu suar
  

tangga mercu suar dari besi
  

tangga keatas menara
  

didalam mercu suar
  

didalam mercu suar
  

komplek mercu suar pulau Lengkuas
  

bebatuan
  

lepas pantai Lengkuas
  

view dari dalam menara
  

view dari jendela mercu suar
  

view dari jendela mercu suar
  

view dari atas mercu suar
 Komentar 

alur yang bisa dilalui perahu
  

pulaulepas pantai lengkuas
  

cantik sekali
  

latar belakang tpk pulau Belitung
 1 Komentar 

jernih sekali
  

jernih sekali
  

view dari jendela mercu suar
  

lampu suar dipuncak menara suar
  

di atap mercu suar
  

atap mercu suar
  

kembali menaiki perahu menuju p Burung
  

menuju perahu
  

bebatuan dilepas pantai pulau Burung
  

mendarat dipulau Burung
  

pantai pulau Burung
  

bebatuan sangat indah di p Burung
  

batu di pulau Burung
  

jari tangan ?
  

alam yang sangat indah dan damai
  

melintasi tengah pulau Burung
  

ditengah pulau Burung tanpa penghuni
  

villa pemilik pulau yang kosong
  

aneka bebatuan p.Burung
  

bebatuan cantik sepanjang pantai
  

batu cantik
  

ajaib batu besar diatas batu kecil
  

nekat nerobos
  

harus lewat sini
  

pantai p.Burung
  

Tidak ada komentar: