Rabu, 28 November 2012

Nostalgia Selabintana

Minggu pagi, 23 Desember 2007, jam 05.00 kami sudah
start meluncur dari Tangerang menuju Cipanas.
Rencananya akan menginap dua malam di Cipanas dan
mengikuti Misa Natal di Gereja Katolik Lembah Karmel.

Tentu jalan sepagi itu niatnya menghindari macet, maklum
kan sedang long week-end yang besar kemungkinan ada
kemacetan menghadang disekitar Mega Mendung-Cisarua.
Itupun masih harap-harap cemas, yaitu jangan-jangan
orang lain juga berfikiran sama, semua jalan pagi2 juga.

Ternyata perjalanan lancar banget, jam 06 sudah sampai
di lampu merah Ciawi, hanya ada dua buah mobil didepan
yang menunggu lampu merah, selepas itu juga sangat
lancar, 50 menit kemudian sudah tiba di Cipanas.
Bukan main leganya, istri saya bilang mungkin orang
Jakarta naiknya akhir tahun atau malah barangkali pergi
jalan-jalannya keluar negeri.

Setelah makan uduk gir-lan (pinggir jalan) favorit istri
disebrang Hotel Konengsari, kami meluncur ke Cianjur,
niatnya sekedar mengisi waktu saja karena di Cipanas
sepagi itu juga tidak tahu mau ngapain.

Setelah beli manisan Cianjur, bingung mau kemana lagi,
mau ke Bandung tidak jadi karena Nuke siangnya ada
acara - mau ngamen bersama paduan suaranya di BSM.
Akhirnya mengarah ke Sukabumi, diperjalanan nilpon
teman lama yang tinggal disana, dan setelah dapat
petunjuk arah memasuki kota jadilah menuju kota yang
sudah sekian puluh tahun tidak dikunjungi.

Jarak antara kedua kota ini hanya 27 Km, tapi sayang
aspal jalanan dibeberapa tempat kurang rata, terbersit
rasa aneh juga koq masih jadoel banget nih jalan -
dimana-mana jalanan sudah hotmix licin mulus ini koq
masih gerudugan kayak tahun 60-an.

Setelah makan siang, sesuai pengarahan kami parkir
di dekat restoran Ciwangi, lalu jalan kaki ke toko Madju,
disitu seperti keharusan wis-nu (wisatawan nusantara)
kalau ke Sukabumi : beli kue Moaci !.
Daerah itu down-town nya Sukabumi, toko sepanjang
jalan A.Yani banyak yang masih seperti puluhan tahun
yang lalu, jadi asyik juga lihat-lihat suasana jadoel itu.

Sudah kepalang jalan jauh, kini mobil diarahkan ke
Selabintana, rupanya istri saya mau nostalgia saat
tempo doeloe ramai2 kesana naik bus dengan teman2
merayakan kelulusan kami dari SMA di tahun 1968 -
waduh itu kan 40 tahun yang lalu !.
Perginya sih ramean sampai sa-bus penuh , tapi
sampai di Selabintana sih jalan-nya dua-an trus, he3.

Perjalanan mendaki mengarah kaki gunung Pangrango,
sempat belok kekiri tertarik ingin melihat perkebunan
teh Goalpara yang jaman dulu begitu terkenal.
Sesaat sebelum sampai di komplek perkebunan,
ada komplek villa dengan view cantik kearah lembah/
jurang dan gunung Pangrango.
Sayang sekali hanya sedikit villa yang dibangun dan
itupun sudah terlihat kusam terbengkalai.
Komplek perkebunan Goalpara ini rupanya banyak
diminati untuk camping, dan awal trekking Perbasari
bagi pendaki ke arah gunung Pangrango dan Gede.

Di tengah jalan menuju Selabintana, kami di stop
petugas Dipenda, harus bayar retribusi jalan masuk
kawasan pariwisata sebesar Rp.4000,-
Heran juga koq bayarnya harus di tengah jalan begitu,
mengapa tidak bareng saja saat bayar karcis masuk
di pintu masuk kawasan wisata Selabintana itu.

Kawasan Wisata Selabintana ternyata sudah banyak
berubah, kolam renangnya sih masih ada tapi rasanya
sudah berbeda sekali dengan yang puluhan tahun lalu
kami lihat.
Tadinya sih mau napak tilas - mau nyari tempat kami
duduk-duduk waktu itu - dipinggir kolam renang sambil
nyetel radio transistor, he3.

Didalam komplek yang rimbun dipenuhi pepohonan
besar-besar itu, ada beberapa rumah peninggalan
jaman Belanda yang masih terawat baik.

Tampaknya yang datang wisatawan lokal saja,
memang kalau orang Jakarta tentu males kesana,
karena harus menembus kemacetan Ciawi-Sukabumi.

Tapi kalau long weekend kearah Sukabumi itu bisa
dengan rencana perjalanan seperti ini :
Hari 1 : Jakarta - Puncak - Cipanas.
Hari 2 : Cipanas - Sukabumi/Selabintana - PelabuhanRatu.
Hari 3 : Pelabuhan Ratu - Cisolok - Bayah ( bisa lanjut ke
Cikotok atau pantai Sawarna) - Malingping, kalau
sempat mampir ke pantai Bagedur/Binuangeun -
Pandeglang - Jakarta.

Setelah jenuh dengan kemacetan Jakarta yang dikepung
gedung-gedung tinggi, tentu perjalanan kearah selatan
Jawa Barat-Banten yang ndeso bisa menjadi selingan
yang sungguh menyegarkan mata dan hati.





view dari villa ke kota Sukabumi dikejauhan
  

view dari villa ke arah Pangrango yg berawan
 1 Komentar 

villa ditepian jurang
 1 Komentar 

villa yang terlantar
 Komentar 

Selabintana
  

lapangan parkir Selabintana
  

suasana asri dihalaman Selabintana
 1 Komentar 

pohon tua
 1 Komentar 

jalan masuk ke kawasan wisata Selabintana
  

disana sini pohon besar2 yg sudah tua
  

rumah tua
  

suasana jadoel banget
  

Tidak ada komentar: