Rabu, 28 November 2012

/Neraka-Biru-dan-Neraka-Merah-di-Beppu-Kyushu-Japan.



Tour di China, seringkali terbang antar kota, karena selain
jaraknya jauh2 juga untuk menghemat waktu, sedangkan
perjalanan kami di Jepang kali ini banyak jalan darat.
Karena selain jaraknya nanggung, juga karena sebenarnya
memang ingin melihat pedalaman negeri ini.
Tentu perjalanan darat melelahkan, untungnya local guide
kami - Elly, wanita asal Medan yang sudah 34 tahun
bermukim di Jepang bisa membuat suasana jadi seru
tidak membosankan.
Elly, sudah 25 tahun menjadi tour leader, menikah
dengan pria Jepang, dan kali ini An-Li putri tunggalnya
yang berusia 10 tahun ikutan, lagi liburan kata Elly.

Selain jenaka dan "bawel" - ini yang memang diharapkan
dari seorang local guide, Elly bukan saja bisa bercerita
tentang obyek wisata tapi juga banyak bercerita tentang
sesuatu yang memang kami ingin dengar yaitu tentang
kehidupan/keseharian orang Jepang.

Cerita2nya banyak yang menarik, misalnya soal perjalanan
rutin pekerja yang menuju kantor di Tokyo, setiap hari
dua kali satu jam berdiri di kereta api yang super-padat.
Saking sesaknya kereta api itu 13 orang bisa muat berdiri
berjejalan dalam areal satu meter persegi katanya.
Belum lagi kalau ada tangan jahil, susahnya kata Elly -
kalau dia sampai berteriak karena kaget, malah tambah
malu sebab semua mata jadi tertuju kepadanya.
Untung sekarang ada gerbong khusus wanita.

An-Li yang tidak bisa berbahasa Indonesia, segera menjadi
kesayangan para oma&opa peserta tour, saya lihat seringkali
dia diajari beberapa kata populer seperti burung kakatua dll.
Perjalanan dari Huis Ten Bosch yang berada dipantai barat
Kyushu, menuju kota Beppu seakan membelah pulau Kyushu,
lumayan jauh, membosankan, apalagi buat anak se-usia An-Li.
Dia sering mondar mandir sepanjang lorong bus yang sedang
berjalan, suatu kali saya dengar dia bolak balik sambil
ber-ulang2 mengatakan :
" A-kuuu Can-tiiik !" "A-kuuu Can-tiiik !"
Rupanya ada satu oma yang ngajari kata itu.

Saat lewat dekat saya, saya stop dan ajari dia kata baru.
Nah, An-Li segera bolak balik sambil keras2 meneriakkan :
" A-kuuu Be-gooo !!" "A-kuuu Be-gooo !!"
Seisi bus ger2-an, sampai ibunya yang duduk didepan tampak
keheranan, ada apa nih koq mendadak jadi pada rame gitu ?.

Beppu adalah kota pantai yang terkenal karena berlimpah
sumber mata air panas, malahan ada yang menyemprotkan
tinggi2 uap panasnya.
Kini ada seratusan hotel disana lengkap dengan Onsen
(kolam tempat mandi bareng air panas alami).

Senin, 31 Maret 2008 - sore hari itu, kami sudah terlambat
sekali tiba di Umi Jigoku - Beppu, untung saja rombongan
kami masih diperbolehkan masuk taman itu.
Berjalan kaki kami segera bergegas memasuki komplek
taman - danau - sumber air panas itu.
Pemandangan sungguh menawan, kami berjalan disisi
danau yang airnya hijau sekali dan disana sini pohon
Sakura sedang memamerkan bunga merahnya.

Didalam taman ada dua Jigoku (Neraka), yaitu Umi Jigoku
(Ocean Pit) karena kolam air panas yang mengepulkan asap
putih tebal itu airnya berwarna cobalt-blue - cantik sekali,
dan Chi-no-Ike Jigoku (Pool of Blood Pit) yang airnya
berwarna merah terang kecoklatan.
Kami mengunjungi Umi Jigoku dulu, semua terpesona
melihat kolam air panas yang mengepulkan asap putih
tebal itu airnya begitu cantik berwarna biru kehijauan.
Setelah memutari kolam yang tidak terlalu besar itu,
segera menuju Chi-no-Ike Jigoku..
Kolam air panas ini juga tidak terlalu besar dan airnya
beda sekali dengan Umi Jigoku, karena merah kecoklatan.
Terasa aneh juga karena sebenarnya jarak antara kedua
kolam itu tidak terlalu jauh.

Setelah itu segera menuju Beppu wan Royal Hotel untuk
menginap. Hotel ini menyediakan Onsen bagi para tamu,
kolam air panas itu terpisah antara tamu pria - wanita,
dan masuk ke kolam harus tanpa busana.
Holden - tour leader kami, cerita kalau dulu dia pernah
mencoba masuk Onsen pakai celana renang, ternyata
tetap tidak diperbolehkan, harus benar-benar polos.

Elly menceritakan tata cara mandi di Onsen, dikamar ada
Yukata (kimono) tapi pakainya jangan salah yah katanya -
lembar baju kiri harus diatas yang kanan, kalau terbalik
itu cara berpakaian orang mati.
Bawa dua handuk (besar dan kecil) yang ada dikamar.
Dikamar ganti Onsen, yukata dan seluruh pakaian dalam
harus dilepas, handuk yang besar juga ditaruh.
Harus mandi dulu, sabunan dan sikatan pakai handuk
kecil, barulah boleh nyebur masuk kedalam kolam Onsen.
Jangan malu2 dah katanya, walau boleh bawa handuk kecil
itu percuma buat nutupin katanya, apalagi untuk wanita -
handuk itu kan tidak cukup untuk nutupi, kalau dipakai
nutupi yang bawah - yang atas kelihatan, dan sebaliknya.

Orang Jepang senang mandi sambil gosok badan, malah
pakai sikat segala, Elly bilang dia bingung suaminya kalau
gosok badan bisa pakai sikat yang kerasnya kayak sikat
lantai katanya.

Dikamar memang ada sepasang Yukata, ukuran sama
tapi warna beda, hijau tua dan hijau muda.
Untung feeling saya betul - ambil yang hijau tua, karena
saat kumpul lagi di restoran untuk dinner, ada suami istri
yang terpaksa balik lagi ke kamar karena ketukar.

Malam itu didalam restoran kami ramai-ramai duduk-
manis rapih berderet diatas tatami dengan memakai
yukata yang seragam itu, lucu juga kelihatannya kayak
anak sekolahan saja.
Menu makan malam itu Kaizeki, kami duduk menghadap
meja pendek kecil, perabotan makan di meja kecil itu
banyak sekalli, saya hitung sampai ada 17 macam
beraneka ragam, hebatnya tidak ada satupun yang sama.
Elly cerita kalau jadi istri orang Jepang, repotnya gitu -
perabotan makan saja bisa begitu banyak macam, jadi
repot menyediakan, ditambah membersihkannya pula.

Selesai makan, banyak yang bujukin saya ikutan
masuk Onsen. Ada yang bilang pegal-pegal seharian
duduk di bis pasti hilang, atau sayang dong sudah
sampai di Jepang masa tidak mencoba Onsen dll.

Cuma karena saya tidak punya bakat jadi peragawan,
maka saya memilih ngumpet aja dah dikamar.




Holden-Elly- AnLi-Samuel
  

An-Li
  

An-Li
 1 Komentar 

asap Umi Jigoku dikejauhan : Beppu
 Komentar 

mendekati UJ
  

mendekati UJ
 1 Komentar 

sakura dan umi jigoku dikejauhan
  

jalan memasuki taman
  

Umi Jigoku dikejauhan
  

asap dari dua macam jigoku dikejauhan
 Komentar 

Umi Jigoku dikejauhan
  

danau hijau dialam taman
  

asap dari sumber air panas
  

Umi Jigoku mengeluarkan asap putih tebal
  

air berwarna biru Umi Jigoku
  

Umi Jigoku mengeluarkan asap putih tebal
  

Umi Jigoku
  

Umi Jigoku
 1 Komentar 

Umi Jigoku
  

bagian belakang Umi Jigoku
  

Umi Jigoku
  

Umi Jigoku
 Komentar 

Umi Jigoku
  

Umi Jigoku
 Komentar 

Umi Jigoku
  

Umi Jigoku
 Komentar 

Umi Jigoku
  

Chi-no-Ike Jigoku (Pool of Blood Pit)
  

Chi-no-Ike Jigoku (Pool of Blood Pit)
 Komentar 

Chi-no-Ike Jigoku (Pool of Blood Pit)
  

Chi-no-Ike Jigoku (Pool of Blood Pit)
  

Chi-no-Ike Jigoku (Pool of Blood Pit)
  

Chi-no-Ike Jigoku (Pool of Blood Pit)
  

Umi Jigoku asapnya terlihat dikejauhan
  

Chi-no-Ike Jigoku (Pool of Blood Pit)
  

Chi-no-Ike Jigoku (Pool of Blood Pit)
  

didalam taman
  

danau
  

perahu merah didanau
 1 Komentar 

asap putih dari sumber air panas ditepi danau
  

sunyi
  

kolam didalam taman
  

view dari hotel ke tepi pantai
 1 Komentar 

Kaizeki set menu utk dinner
 1 Komentar 

seragam hijau
  

siaaaap
 Komentar 

piring mangkok belum datang semua
 Komentar 

17 macam perabotan
 Komentar 

view pagi hari dari hotel kelaut
 Komentar 

Tidak ada komentar: