Selasa, 27 November 2012

FengHuang - One of the Two Most Beautiful Towns in teh whole China.



Dec 20, '11 10:08 PM
untuk semuanya


Pagi masih berkabut waktu kami meninggalkan kota ZhangJiaJie, sengaja berangkat
sepagi mungkin karena perjalanan lumayan jauh. Diperkirakan menjelang sore baru
akan tiba di FengHuang - sebuah kota kabupaten yang walau masih berada didalam
propinsi Hunan, tapi sudah mendekati perbatasan dengan propinsi GuiZhou.
Kota tua berusia hampir seribu tahun ini dikelilingi pegunungan, didalamnya terdapat
sekitar 300 rumah kayu kuno, 20 jalan kecil serta 10 gang yang beralaskan batu,
kelenteng tua, benteng kota dan town gate, serta rainbow bridge.
Inilah " one of the two most beautiful towns in the whole China" (kota satunya lagi
adalah kota tua ChangTing di propinsi FuJian).

Kata FengHuang rupanya merujuk pada nama burung yang ada dalam mitologi China,
di western disebutnya Phoenix, dikalangan Tionghoa di Indonesia disebut burung Hong.
Dimasa lampau dipercaya ada jenis jantan yang disebut Feng dan betina disebut Huang,
tapi belakangan diyakini FengHuang itu jenisnya betina. Burung ini sering dipasangkan
dengan Naga (yang memiliki konotasi jantan) sebagai metafora Yin-Yang.
Konon pernah datang burung cantik berekor panjang itu, yang warna ekornya merah -
biru - kuning - putih dan hitam, sehingga dinamailah wilayah itu FengHuang.

Setiba dikota FengHuang, kami berjalan kaki menuju bagian kota tua, persis sebelum
memasuki kawasan itu, tampak sebuah patung burung Hong besar yang seakan siap
mau terbang, sayang terbuat dari perunggu sehingga warna ekornya yang warna warni
tidak tampak.
Memasuki kawasan kota kuno, kami menapaki jalan kecil beralaskan pasangan batu
yang sampai licin diinjak begitu banyak orang selama ratusan tahun.
Kiri kanan jalan berjejer rapat rumah kuno terbuat dari kayu yang kini banyak sudah
menjadi toko yang menjual aneka makanan kecil, cindera mata, perhiasan/pernak-
pernik dari silver, baju2 buatan tangan dll.
Uniknya banyak rumah bagian atapnya berbentuk segitiga/nok, dengan ujungnya
berbentuk kepala burung Hong atau Naga.

Sekian lama menelusuri jalan sambil sesekali mampir ke toko sampailah kami ke
dinding tembok kota yang kabarnya panjangnya sampai dua kilometer.
Benteng kota itu tingginya 5,7 meter dan tebal nya pun tidak tanggung-tanggung
sampai 3,7 meter.
Rupanya dijaman dulu penduduk asli wilayah ini yaitu etnis Miao sering berontak,
sehingga dibuatlah Great Wall itu oleh pemerintah dynasti Ming.
Sekitar tahun 1800-an suku Miao ditindas dan dibantai sehingga berserak sampai
masuk ke wilayah South East Asia - disana dikenal sebagai suku Hmong.
Tetapi kini di FengHuang suku Miao hidup damai dengan suku Han, dan masih
menjadi penduduk terbanyak diwilayah ini.
Memang terlihat banyak wanita tua suku Miao yang berpakaian warna biru dengan
dengan tutup kepala yang atraktif sekali mirip gentong.

Begitu kami melintasi gerbang sebuah tembok kota, tampaklah sungai TouJiang
yang tidak begitu lebar, tapi pemandangan kedepan sangat menarik.
Tampak deretan rumah kuno dari kayu yang bertingkat , bersusun-susun sepanjang
tepian sungai. Uniknya lagi ada jembatan untuk menyebrang, tapi terbuat dari
tonggak2 batu, mudah sih menyebranginya tapi salah langkah bisa kecebur.
Sungai yang membelah kota kuno ini menjadi urat nadi kehidupan kota, terlihat
masih ada penduduk yang mencuci pakaian disitu, menjaring ikan, dan mendayung
perahu membawa turis menikmati suasana.

Di kota tua inilah terjadi harmony antara manusia - pegunungan - air dan kota,
ditambah begitu warna warninya kebudayaan dan adat istiadat setempat, sehingga
FengHuang dijuluki The Chinese Most Beautiful Town, alasannya :
1. one of the top ten tourism destination
2. national best liveable county
3. chinese green county
4. 4-A grade scenic spot
5. one of the most favored tourism counties in china.

Menjelang sore, kami menuju keluar kawasan kuno itu dengan perlahan-lahan,
menelusuri jalan beralas batu hampar kuno yang sudah licin diasah sepatu orang
yang lalu lalang, sempat di gerbang kota kuno yang lain kami lihat ada sekelompok
anak muda dengan busana keren masa kini asyik berkaraoke dan bergaya.

Manusianya boleh berubah tapi kota tua tetap setia dengan keasliannya.


petunjuk kota tua FengHuang
  

rumah sebelum kota tua
  

patung perunggu didekat kotatua
  

FengHuang perunggu dilapangan dekat jalan menuju kota tua
  

lapangan dekat kota tua
  

jalan masuk kota tua
  

rumah tua sepanjang jalan beralaskan batu
 Komentar 

ujung atap rumah berbentuk kepala Naga dan burung Hong
  

deretan ujung atap rumah tua
  

rumah tua
  

ditengah kawasan kota tua
  

perempuan tua suku Miao jualan bunga
  

tutup kepala yang khas
  

ramai pengunjung
  

suku Miao
  

rumah kuno dari kayu didalam kota tua
  

jalan kecil diapit rumah2 kuno
  

rumah tua dijadikan toko
  

deretan rumah2 tua
 1 Komentar 

jendela antik rumah kuno
  

gang di kota tua
  

makanan lokal di kota tua
 Komentar 

aneka makanan lokal
  

bpk+ibu Bruriadi Kusuma nonton yang bikin gulali
  

bikin gulali - di tarik2
  

petunjuk arah
  

town gate dari benteng kota
  

town gate menuju TouJiang river
  

rumah kayu kuno sepanjang TouJiang river
  

sungai TouJiang
  

susun menyusun
  

bayangan
  

anak kecil turis lokal
  

view bagus
  

sungai tou jiang
  

bayangan
  

foto dari tengah jembatan
  

menyebrang
  

salah satu dari sekian banyak jembatan
  

yang vertigo bisa nyebur
 Komentar 

kalo papasan repot juga
 Komentar 

pagoda dikejauhan diatas bukit
  

kalau malam lampu2 rumah asri
  

ramai2 nyebrang
  

pagoda diatas gunung
  

rumah kayu diatas tonggak antisipasi banjir
  

masih ada yang nyuci
  

town gate dilihat dari tepi sungai
  

town gate
  

great wall -benteng kota
  

jalan didalam tembok kota kuno
  

town gate
 1 Komentar 

tembok kota yang tebal sekali
  

salah satu town gate dari tembok kota kuno
  

anak2 muda asyik berkaraoke di town gate
  

pengantin lokal beneran
  

pak Kusuma semir sepatu di FengHuang
  

Sebelumnya: King Dragon Cave - GuiZho

Tidak ada komentar: