Rabu, 28 November 2012

Cruise di sungai Mekong - Phnompenh

Kota PhnomPenh dialiri oleh sungai TonleSap yang bertemu dengan
sungai Mekong persis didepan Royal Palace, dan disepanjang sungai
TonleSap itu ada boulevard yang sebenarnya cukup indah dengan
sederetan pohon dan bunga2.
Disisi lain dari boulevard itu ada deretan pertokoan dan banyak sekali
restoran yang kelihatannya ditujukan untuk turis , cuma sayang banyak
pengemis yang langsung menyambut dan mengikuti kita.

Ditempat itulah kami memulai cruise di sungai Mekong, tapi berbeda
dengan di sungai Saigon yang kapalnya lumayan besar maka kali ini
cuma naik perahu kecil dari kayu .
Turun dari tepian ke perahu juga dengan cara meniti papan kecil saja,
sehingga perlu extra hati2 agar tidak terjatuh keair.
Sungai Mekong yang airnya hijau itu lebarnya sekitar 700 meter,
dan perjalanan sekitar satu setengah jam ini akhirnya membosankan
karena lalu lintas di sungai sepi dan kiri kanan hanya terlihat tepian
sungai berupa tanggul setinggi 6 meter.
Malahan kami direpotkan menutupi kepala karena angin lumayan keras.

Setiba di tujuan kami melongo karena boat cuma merapat saja ketepian
sungai yang tanggulnya tinggi sekali itu - berarti kami harus turun dari
perahu kepinggir sungai lalu mendaki tanggul setinggi itu.
Buat peserta pria tentu tidak jadi masalah, tapi buat ibu2 tentu tidak
mudah.
Dimulai dari meniti papan yang menghubungkan boat ke tepi sungai,
dilanjutkan mendaki keatas daratan.
Untunglah saya dan beberapa pria tidak jadi berpisah pergi ke Killing
Field , karena ibu2 tanpa dibantu peserta pria akan kesulitan sekali
turun naik itu.

Setelah susah2 naik, ternyata hanya diajak memasuki kampung yang
penduduknya mempunyai usaha membuat kain tenun.
Kami sempatkan melihat kegiatan menenun dan membeli kain tenun
dari banyak penduduk setempat yang datang ber-bondong2 men-
jajakan beraneka ragam kain tenun.
Kami menolak untuk melanjutkan jalan lebih jauh lagi kedalam
kampung itu, kemudian balik ke boat untuk kembali ke kota Phnom
Penh.

Untunglah acara yang terasa buang waktu saja itu ( Benny ngedumel
berat, gua bilang juga mendingan kita ke Killing Field katanya) - ditebus
dengan makan siang di hotel Micasa yang sejuk, dengan pemandangan
ke sungai Mekong, sambil menikmati buffet yang beranekaragam :
menu international - Jepang - Eropa - Asia,
termasuk kerang Oyster segala.

Sore hari atas permintaan Benny ada tour tambahan yaitu mengunjungi
sebuah Casino terapung yang berada di tepian sungai Mekong.
Semua peserta ikut masuk kedalam kapal besi yang lumayan tinggi
besar, ruang casino-nya tidak terlalu luas, dan dalam 15 menit saja
Benny sudah kehilangan 300 US dollar.
( malam harinya Benny rupanya balik lagi, dan esoknya dia cerita
kalau uang dikantongnya tinggal uang rupiah saja).

Malam hari saya menghabiskan waktu dengan ngobrol dengan Mr.Son,
lalu menonton TV yang banyak channelnya termasuk RCTI dan Indosiar.
Adik saya menilpon untuk melihat satu channel, dimana raja Sihanouk
sedang menyanyi diiringi musik kamar - rupanya suaranya cukup merdu
dan perasaan saya terbawa juga menikmati lagu2 bahasa Perancis yang
dinyanyikannya dengan suara yang sendu itu.


tepian sungai yang asri
  

Tepi sungai Tonlesap
  

sungai Mekong yang lebar
  

naik menuju desa
  

cara turun yang aduhai
  

Tidak ada komentar: