Selasa, 27 November 2012

Bentang Alam paling memukau diatas muka bumi.



Feb 14, '11 12:00 AM

Cerita Perjalanan ini telah dimuat majalah Intisari Januari 2011.


Bentang Alam paling memukau diatas muka bumi.

Tepat di jantung Asia Selatan sebuah wilayah kecil seukuran pulau Jawa
terhimpit dua raksasa, China di utara dan India pada tiga sisi lainnya.
Tapi dalam rentang lebar wilayah yang hanya 150 Km, permukaan bumi
disitu begitu drastis bertumbuh dari hanya 60 meter menjadi 8848 meter
dari permukaan laut.
Beda ketinggian yang begitu kontras membuat alam-nya menjadi sangat
bervariasi, mulai dari hutan tropis dimana bisa dijumpai Badak Bercula Satu
sampai hamparan pegunungan tinggi berselimutkan salju abadi.
Itulah Nepal - The Most Dramatic Landscapes on Earth !

Hanya sedikit tempat di dunia yang bisa menyamai-nya dalam menawarkan
beraneka kegiatan tingkat dunia seperti :
mountaineering, trekking, mountain biking, nature tours, cultural tours,
pilgrim tours, whitewater rafting, canyoning, kayaking-canoeing, mountain
flights, pony trekking, jungle safaris, bird-watching, fishing, paragliding,
ultralight aircraft ride, bungy jumping. Belum lagi tour interest khusus :
orchid tours, honey hunting, meditation courses.

Setelah terbang sekitar 5 jam dari Singapore, Silk Air yang kami tumpangi
mendarat di Tribhuvan Airport, Kathmandu - ibukota Nepal yang berada di
Kathmandu Valley pada ketinggian sekitar 1350 meter.
Didalam Kathmandu Valley yang ditetapkan sebagai salah satu dari empat
Unesco's World Heritage di Nepal, terdapat tujuh situs bersejarah.
Salah satunya adalah Swayambhunath Pagoda yang berada dipuncak bukit
ditepi kota Kathmandu.
Dari kuil Buddhist Tibet kuno itu, pemandangan kebawah arah kota
Kathmandu mempesona, tampak lembah luas seakan mangkuk raksasa yang
begitu disesaki bangunan, tapi tanpa ada satupun gedung pencakar langit.
Menurut legenda Kathmandu Valley ini awalnya adalah danau, sampai
Manjushri seorang murid Sang Buddha membelah bukit yang memagari
danau, maka air susut dan didasar danau itu tumbuhlah kota Kathmandu.

Memang kota itu dipenuhi rumah yang kebanyakan berupa deretan ruko dua
lantai keatas, memagari jalan kecil berdebu yang dilewati kendaraan roda
empat mayoritas usia tua.
Hiruk pikuk orang banyak lalu lalang ditingkah klakson mobil membuat kami
yang baru sehari sebelumnya masih berada di Singapore yang begitu rapih
bersih berkilau merasakan sekali perbedaan yang begitu kontras.

Mount Everest memang berada di Nepal, tapi tentu kami tidak mungkin bisa
melihatnya dengan cara mountaineering , maka dipilihlah Mountain Flight
dengan Buddha Air, yang mengaku The Best Mountain Flights in the World.
Memasuki airport domestik Kathmandu, kami semua digeledah petugas dengan
tangan, sampai tiga kali pula, sebelum bisa naik kepesawat Beechcraft 1900 D
yang kapasitasnya 19 seats.
Pesawat dengan dua pilot dan satu pramugari itu terasa lega karena penumpang
dapat berjalan didalam kabin tanpa merunduk, setiap penumpang dapat window
seat karena sebaris cuma dua kursi.

Pesawat mengudara dengan mulus, tidak lama kami sudah berada diatas
Himalaya, dibawah terlihat hamparan begitu banyaknya puncak2 runcing yang
terasa dekat sekali dengan perut pesawat, tidak terasa kalau berada di ketinggian
diatas 8000-an meter, ditempat yang dijuluki Clouds of The Earth atau
The Location Where The Earth Meets The Sky
Kemudian pramugari mempersilahkan kami bergantian masuk cockpit, disitu
pandangan terbuka sekali dan tampaklah pemandangan yang menakjubkan.
Persis didepan jelas sekali terlihat puncak Everest/Sagarmatha (8848 meter),
yang bentuknya khas, didampingi puncak Lhotse (8518 meter) .
Pesawat makin mendekat ke puncak tertinggi didunia itu, untuk kemudian
memutarinya dalam jarak yang begitu dekatnya sampai kami bisa melihat
lekuk-lekuk puncaknya yang coklat kehitaman berselimut salju.
Sempat terbayang betapa hebatnya Sir Edmund Hillary dan Sherpa Tenzing
Norgay, orang pertama yang bisa menjejakkan kaki disana.
Saat pesawat mendarat lagi, pilot Buddha Air membagikan sertifikat yang
bertuliskan:
I did not climb Mt Everest but touched it with my Heart.

Esok harinya kami meninggalkan Kathmandu yang sesak berdebu itu
menuju Pokhara, kawasan sejuk hijau nyaman di sentral Nepal.
Bus kami bertuliskan Tourist Only, tapi kayaknya itu truk yang dimodifikasi,
karena knalpotnya ada dua, satu untuk mesin mobil dan yang satunya lagi
untuk mesin AC yang mungkin dipasang belakangan.
Hanya kabin penumpang yang sejuk ber-AC, untuk kabin sopir yang terpisah
oleh sekat kaca pak sopirnya cukup pakai AC alam saja.

Awalnya kami ter-heran2 karena perjalanan sejauh 200 Km ke Pokhara yang
lewat highway dibilang akan makan waktu enam jam, padahal untuk jarak
yang sama Jakarta - Bandung paling dua jam.
Ternyata highway itu tidak bedanya jalan raya biasa, segala macam bisa
lewat disana termasuk sapi juga yang melenggok dengan tenangnya.
Sekian kali bus harus berhenti untuk bayar tol, malah ada gardu tol yang
memasang portal yang diturun-naikkan seperti portal Satpam perumahan.
Walau demikian separuh perjalanan pemandangan menyejukkan mata,
bus menelusuri lereng pegunungan yang asri menghijau, dengan sungai
deras setia menemani sepanjang perjalanan.

Kota Pokhara yang berada diketinggian 800 meter diukir habis2-an oleh
sungai Seti yang melewatinya, hingga terbentuklah berbagai celah disana,
mulai dari sungai deras yang lebarnya hanya dua meter tapi dalamnya tak
terduga yaitu 20 meter, ada pula ngarai selebar kawah gunung.
Akibatnya pula, banyak terdapat danau, air terjun dan berbagai gua yang
yang spektakuler.

Air terjun yang kami kunjungi bernama Pattale Chango, tapi lebih populer
disebut Devi's Fall karena disitulah Mrs.Devi seorang wanita Swiss tewas
dengan cara sangat mengerikan.
Menuju kesana mudah saja, hanya berjalan 100 meter dari jalan raya,
sudah sampailah kami ditepi sebuah lubang seakan sumur raksasa yang
menyeramkan, dindingnya curam sekali dengan dalam sekitar 30 meter,
tampak sungai kecil yang aliran airnya deras terjun kedalam lubang itu.
Selintas seperti air terjun biasa, tapi aliran air yang terjun itu tidak berlanjut
mengalir menjadi sungai seperti lazimnya, disini malah menghilang karena
masuk kedalam rekahan dinding sumur itu.
Ditempat inilah, Mrs Devi yang sedang mandi2 bersama suaminya tersapu
air bah sehingga terjatuh kedasar air terjun untuk kemudian terbawa masuk
kedalam rekahan bukit itu, jasadnya tidak pernah ditemukan.

Kemudian kami kembali kejalan raya, menyebranginya dan tidak jauh
sampailah di pintu Gupteswor Cave.
Ternyata lorong gua itu bukan hanya sempit, juga lantainya licin karena
banyak air menetes dari atap gua.
Lorong gua juga tidak datar tapi mengarah kebawah, setelah berjalan
sekitar 300 meter, gua makin membesar dan atap gua kini belasan meter
diatas kepala kami.
Mendadak langkah kami terhenti karena didepan tampak ada air, sejenak
kami kebingungan, rupanya itu sungai bawah tanah yang mengalir deras
sekali menghampiri kami, dan dalam keremangan gua tampak aliran sungai
itu menghilang masuk kedalam lantai gua dibawah tempat kami berdiri.
Dan dikejauhan didepan tampak rekahan dinding gua, sempit saja tapi
dari bawah keatas sekitar 20 meter, dari rekahan itulah berasal aliran
sungai yang menghampiri kami dan terdengar suara gemuruh air terjun
Astaga, itulah Devi's Fall, jadi kami kini berada didalam perut bukit, dan
aliran sungai yang dibawah kaki kami itulah yang membawa Mrs. Devi
masuk kedalam perut bumi.
Konon aliran bawah tanah itu sejauh 500 meter, dan nantinya akan
muncul dan bergabung dengan Seti River.

Mungkin dianggap belum cukup seram, berikutnya kami diajak keatas
sebuah jembatan dipusat kota,dibawahnya tampak jurang sempit yang
dalam sekali sekitar 50 meter, dialiri sungai Seti yang deras mengalir.
Rupanya inilah tempat yang populer untuk bunuh diri di Pokhara dengan
cara meloncat dari atas jembatan itu.
Akhirnya kami menuju Phewa Lake, kini terobatilah rasa tegang saat
berperahu kecil mengelilingi danau dengan pemandangan indah puncak
bersalju pegunungan Annapurna dikejauhan.

Esoknya pagi buta jam 4.30 kami sudah berangkat menuju Sarangkot
yang ketinggiannya sekitar 1600 meter untuk menyaksikan sunrise yang
istimewa karena kabarnya semburat sinar matahari yang muncul dari balik
pegunungan Himalaya yang bersalju akan tampak sangat indah.
Turun dari bus, perjalanan diteruskan berjalan kaki sampai ke puncak sebuah
bukit, disitulah masih dalam keremangan pagi kami semua terpana.
Menengok keselatan tampak jauh dibawah kami kerlip cantik lampu kota
Pokhara, berdampingan dengan danau Phewa yang indah sekali.
Kalau pandangan dialihkan ke utara tampak nun jauh dibawah lembah yang
dialiri sungai Seti yang ber-kelok2, dengan latar belakang deretan puncak-
puncak bersalju Annapurna, pegunungan bagian barat dari Himalaya.
Itulah satu2nya tempat didunia dimana hanya dalam jarak 30 Km, muka
bumi bisa mendadak naik dari 1000 meter menjadi lebih dari 7500 meter.
Tampak pula Puncak Machhapuchre atau Mount Fishtail setinggi 7000 meter,
yang sangat menarik perhatian karena bentuknya unik mirip ekor ikan,
inilah gunung suci yang tidak boleh didaki.
Bersama puluhan turis manca negara, kami sungguh betah berlama-lama
menikmati pemandangan alam yang begitu unik dan indah yang sukar
dilukiskan dengan kata-kata.

Nepal dikaruniai bentang alam yang begitu memukau, sungguh tepat pilihan
motto Nepal Tourism Year 2011 yaitu Naturally Nepal – Once is not Enough.

Foto lain bisa dilihat di :
http://smulya.multiply.com/photos/album/312
http://smulya.multiply.com/photos/album/313


Airport Kathmandu
  

ibukota Kathmandu, tampak Pokhara dibaratnya.
  

Jalan didalam kota Kathmandu.
  

bis di Kathmandu .
  

Gedung bertingkat di Kathmandu.
  

Becak di Kathmandu
  

Kathmandu - pasar kaget.
  

Gedung antik di Kathmandu.
  

kesibukan lalu lintas di Kathmandu.
  

Taxi mini Kathmandu.
  

Thamel kawasan terkenal (dulu banyak Hippies) di Kathmandu.
  

Gerbang masuk ke Boudhanath Temple Kathmandu.
  

Mata yang Maha Melihat - Boudhanath Temple Kathmandu.
  

Boudhanath Temple.
  

Gedung sekitar Boudhanath Temple Kathmandu.
  

Toko sekeliling Boudhanath Temple - Kathmanadu.
  

Swayambunath Temple yang anggun diatas bukit ditepi Kathmandu
  

Kathmandu dilihat dari Swayambunath temple
  

Kathmandu dilihat dari Swayambunath Temple, legenda bekas danau
  

Peralatan Doa SwayambunathTemple.
  

Anak pengemis di Swayambunath templeKathmandu.
  

Siap naik Buddha Air, untuk Mountain Flight keliling puncak Mt Everest
  

Mountain flight dg Buddha Air.
  

Hamparan Himalaya yang menakjubkan dilihat dg mountain flight.
  

Everest (kiri) didampingi Lhotse.
 1 Komentar 

View pilot kearah Everest dan Lhotse
 1 Komentar 

Everest begitu dekat didepan mata - sungguh mendebarkan dan mengesankan.
  

Puncak tertinggi didunia begitu jelas terlihat didepan mata.
  

Dinding Everest begitu dekatnya, kebayang hebatnya para pendaki yang bisa kesana
  

Sertifikat : I did not climb Mt Everest but touched it with my Heart.
  

kabin sopir bis turis disekat kaca dg kabin penumpang.
  

bus dengan dua knalpot.
  

dijalan tol Pokhara - Kathmandu Sapi bisa melenggok santai.
  

pemandangan indah sepanjang jalan dari Kathmandu ke Pokhara.
 1 Komentar 

sungai menemani nyaris sepanjang jalan antara Kathmandu - Pokhara.
  

jalan persis ditepian sungai dekat Pokhara.
  

jembatan dekat Pokhara
  

pos pembayaran jalan tol - pakai sebatang bambu penghalang yg bisa diturun naikkan.
  

kendaraan antara kota Kathmandu - Pokhara.
  

pompa bensin sederhana di jalan tol.
  

pompa bensin di jalan tol Nepal.
  

toilet umum di jalan tol Pokhara - Kathmandu.
  

Gardu tol di jalan antara Pokhara - Kathmandu.
  

suasana ditepi jalan tol - ibu tua sedang meneduh
  

The Fulbari Hotel -resort bintang lima di Pokhara.
  

bersama doorman hotel Pokhara.
  

Lobby hotel di Pokhara.
  

lobby cantik the Fulbari hotel Pokhara.
  

Hiasan Lobby hotel Pokhara.
  

lobby The Fulbari hotel Pokhara.
  

sisi belakang The Fulbari Hotel Pokhara.
  

view dari kamar hotel The Fulbari kebelakang
  

halaman belakang hotel dikanan, dikiri ada jurang dan sungai Seti.
  

jurang dikiri dan dikanan adalah belakang hotel Pokhara.JPG
  

lembah cantik dibelakang hotel.JPG
 1 Komentar 

view ke jurang dibelakang hotel Pokhara.
  

dari gardu pandang dibelakang hotel
  

sungai Seti mengukir habis .
  

dilihat dari gardu pandang.
  

view asri ke sungai Seti dibelakang hotel Pokhara.
  

view yang sungguh cantik.
  

jurang dan sungai Seti.
  

view cantik dibelakang hotel.
  

papan informasi Devi's Fall.
  

tampak aliran sungai mendekat dan terjun kedalam sumuran yg dalam sekali.
  

sungai yg airnya jatuh kejurang menjadi air terjun Devi's Fall.
  

airnya terjun kedalam sumur yang dalam sekali dan sempit.
  

sumuran Devi's Fall yang sungguh dalam mengerikan.
 Komentar 

lubang gelap mengerikan air terjun dimana Mrs Devi terjatuh dan menghilang.
  

air terjun kedalam sumur yang tegak lurus dalam sekali.
  

sumuran air terjun yang airnya menghilang ke rekahan didasar tebingnya.
  

pagar pengaman tepian jurang Devis'sFall.
  

Gupteswor Cave yg menyeramkan.
  

lorong sempit dan basah dari Gupteswor Cave yang menyeramkan.
  

rekahan Devil's Fall - sayang kena percikan air terjun.JPG
  

air dari Devi's Fall tampak mendekat dan hilang masuk dibawah tempat kami berdiri.
  

tampak rekahan tebing (terjun diluarnya) aliran airnya menghampiri kami
  

inilah jembatan ditengah kota Pokhara -tempat meloncat ke Sungai Seti yang dalam sekali.
  

lembah sungai Seti ditengah kota Pokhara, dilihat dari atas jembatan tempat favorit bunuh diri.
  

anak2 suku Gurung(Gurkha) di Pokhara.
  

internet cafe di Pokhara -baca tulisan di lemarinya
  

berperahu bisa ke pulau di tengah Phewa Lake
  

Phewa Lake .
  

Phewa Lake dekat Pokhara.
  

kuil kecil ditengah pulau Phewa Lake.
  

Akar pohon berbentuk Kura2 di pulau ditengah Phewa Lake.
  

view cantik dari Sarangkot ke Phewa Lake dibawah.JPG
  

view dari Sarangkot ke kota Pokhara dibawah.
  

Pokhara dan Phewa Lake dikejauhan.
  

menunggu sunrise di sarangkot.
  

rame2 menunggu sunrise muncul dari balik Fishtail.
  

menunggu sunrise dari balik Fihtail di Sarangkot.
  

Fish Tail dikejauhan, tidak boleh didaki
  

Puncak Machhapuchre atau Mount Fishtail setinggi 7000 meter.
 Komentar 

Fishtail yang anggun
  

Fishtail yang khas sekali.
  

Puncak Machhapuchre atau Mount Fishtail .
  

sayang Fishtail terhalang awan.
  

Local food Nepal.
  

poster pariwisata Nepa

Tidak ada komentar: