Sungai Cisadane mengalir dari arah Bogor, melewati Serpong
dan kemudian tepi barat kota Tangerang, disini bercabang dua.
Cabang utama tetap lurus keutara dan akan melalui bendung
besar buatan Belanda yang disebut Bendung Sengego yang
terdiri dari 10 buah pintu air.
Cabang satunya lagi membelok kekanan - mengarah ke timur
menuju Pesing/Jakarta yang dikenal sebagai Kali Mookervart.
Diawal kali Mookervart ini ada dua buah pintu air, pintu air yang
pertama berupa pintu air Tunggal yang terdiri dari satu pintu air.
Tapi pintu air satunya lagi unik sekali, karena bisa digunakan
untuk melewatkan getek bambu atau perahu, mekanisme
kerjanya mirip dengan pintu air Terusan Panama.
Pintu air ini terdiri dari dua buah pintu air yang membentuk
sebuah kanal sepanjang 50 meter.
Kalau ada getek bambu mau melewati pintu air tersebut, maka
dengan perlahan lempeng besi pintu air pertama diangkat,
sehingga air sungai Cisadane masuk ke dalam kanal yang
berada diantara kedua buah pintu air tersebut.
Akhirnya air akan memenuhi kanal dan ketinggian air didalam
kanal menjadi sama tinggi dengan tinggi air dihulu pintu air
pertama dimana getek masih berada menunggu.
Sekarang getek bisa memasuki kanal dengan cara melewati
kolong lempeng besi pintu air, kemudian lempeng besi pintu air
pertama itu diturunkan kembali.
Lalu lempeng besi pintu air kedua pelan-pelan diangkat, maka
air dari dalam kanal akan lolos menuju ke hilir (kali Mookervaart).
Tinggi air didalam kanal pelan-pelan turun dan akhirnya tinggi air
didalam kanal sama dengan tinggi air di hilir pintu air kedua tsb
Lempeng besi pintu air kedua itu diangkat tinggi-tinggi dan kini
getek bambu dari dalam kanal bisa lewat dibawahnya, menuju
kali Mookervaart.
Sayang sekali keunikan kerja pintu air tersebut sekarang tidak
bisa lagi disaksikan.
Pintu air sudah macet tidak lagi difungsikan, dan getek bambu
yang dialirkan dari arah Serpong/Bogor itu kini diangkut pakai
truk menuju Jakarta.
dan kemudian tepi barat kota Tangerang, disini bercabang dua.
Cabang utama tetap lurus keutara dan akan melalui bendung
besar buatan Belanda yang disebut Bendung Sengego yang
terdiri dari 10 buah pintu air.
Cabang satunya lagi membelok kekanan - mengarah ke timur
menuju Pesing/Jakarta yang dikenal sebagai Kali Mookervart.
Diawal kali Mookervart ini ada dua buah pintu air, pintu air yang
pertama berupa pintu air Tunggal yang terdiri dari satu pintu air.
Tapi pintu air satunya lagi unik sekali, karena bisa digunakan
untuk melewatkan getek bambu atau perahu, mekanisme
kerjanya mirip dengan pintu air Terusan Panama.
Pintu air ini terdiri dari dua buah pintu air yang membentuk
sebuah kanal sepanjang 50 meter.
Kalau ada getek bambu mau melewati pintu air tersebut, maka
dengan perlahan lempeng besi pintu air pertama diangkat,
sehingga air sungai Cisadane masuk ke dalam kanal yang
berada diantara kedua buah pintu air tersebut.
Akhirnya air akan memenuhi kanal dan ketinggian air didalam
kanal menjadi sama tinggi dengan tinggi air dihulu pintu air
pertama dimana getek masih berada menunggu.
Sekarang getek bisa memasuki kanal dengan cara melewati
kolong lempeng besi pintu air, kemudian lempeng besi pintu air
pertama itu diturunkan kembali.
Lalu lempeng besi pintu air kedua pelan-pelan diangkat, maka
air dari dalam kanal akan lolos menuju ke hilir (kali Mookervaart).
Tinggi air didalam kanal pelan-pelan turun dan akhirnya tinggi air
didalam kanal sama dengan tinggi air di hilir pintu air kedua tsb
Lempeng besi pintu air kedua itu diangkat tinggi-tinggi dan kini
getek bambu dari dalam kanal bisa lewat dibawahnya, menuju
kali Mookervaart.
Sayang sekali keunikan kerja pintu air tersebut sekarang tidak
bisa lagi disaksikan.
Pintu air sudah macet tidak lagi difungsikan, dan getek bambu
yang dialirkan dari arah Serpong/Bogor itu kini diangkut pakai
truk menuju Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar